Rabu, 07 Mei 2014

Making Macrame Bracelet


Macrame adalah salah satu kesenian mengikat tali. Aplikasinya bisa macam-macam, bisa jadi tas, dompet, tempat pensil, taplak, ikat pinggang, gelang, gantungan pot, dan lain-lain. Pertama kali diajari bikin macrame waktu pelajaran KTK (kesenian) pas SD. Waktu itu kita dikasih project individu bikin tas selempang kecil, yang nantinya akan dipamerkan dan dijual (sayang punyaku ga laku~  T_T ). Waktu itu simpul yang diajarin baru satu macam, dan belum bisa bikin pola macem-macem, jadi cuma main di warna aja.

Terus, kemarin liat benang wol banyak banget bekas bikin kristik, akhirnya kepikiran buat dibikin macrame. Tapi berhubung benang wol itu tipis dan ga mungkin dibuat tas (kalo tas biasanya pake tali kur), jadi iseng-iseng cari-cari pola buat dibikin gelang. Dan akhirnya belajar bikin simpul baru deh. Dan simpul yang sekarang, bisa di bentuk jadi bermacam-macam pola. Pola-pola itu bisa dipelajari di situs http://friendship-bracelets.net/index.php

Berikut ini hasil kreasi bracelet buatanku :)
pola 'bebek'

pola 'cupcakes'

pola 'X'

pola 'double zigzag'

pola 'penguin'

pola 'bunga'

Kalo menurut aku, proses pembuatan macrame itu sendiri merupakan bagian yang seru. Meskipun agak pegel tangannya karena harus bergerak mengikat tali terus-menerus. hehe.. Apalagi kalo hasilnya memuaskan dan bisa dimanfaatkan. Bangga kan kalo bisa make barang buatan sendiri.. :D

Continue reading...

Minggu, 04 Mei 2014

Everything will be Different From Now On


Sekarang posting edisi galau-galauan. Pemicunya gara-gara ngeliat foto kulap yang diupload temen. Bahagia.. rame-rame.. seru.. Itu kesan yang aku tangkep (kan kalo lagi bagian hecticnya ga mungkin sempet foto-foto atuh ca..). Dan, walaupun mungkin cape dan terancam harus ngelembur buat bikin laporan pada hari-hari setelahnya, pasti lah ada bagian dimana bisa seru-seruan bareng, selfie-selfie-an bareng, minimal bisa bercanda bareng lah pas di bis. Itung-itung jalan-jalan seangkatan.

Dan ngebayangin aku ga menjadi bagian dari momen seru-seruan itu, dan nantinya ga bakal ngelakuin kulap-kulap itu bareng mereka semua.. Itu buat aku makin sediih.. rasanya kayak ketinggalan sendiri. Kesepian. Huhuhu... I hate when this feeling get to me..

Bagaimanapun juga.. meskipun aku ga tau temen-temen baruku nanti akan seperti apa.. pasti semuanya akan terasa beda nanti. ga akan bisa se-dekat dan se-nyaman dengan temen-temen sekarang. Bagaimanapun kan kita udah berkumpul selama kurang lebih 1,5 tahun (walaupun pas TPB sempet dipecah kelasnya), udah menjalani suka duka PPAB bareng-bareng, bergadang bikin laporan bareng-bareng. Dan itu yang buat kita makin akrab...*mewek*

But, life must go on..whatever happens in the future, I have to face them bravely.. I can do it. Allah always be with me!! Fighting cicaaa~ \(^o^)/
Continue reading...

Selasa, 29 April 2014

Believing in Takdir


Mengimani takdir. Hal tersebut merupakan kewajiban seluruh umat muslim didunia, bahkan merupakan rukun terakhir dari rukun iman. Meyakini bahwasetiap yang terjadi dimuka bumi terjadi atas kehendak-Nya dan merupakan bagian dari rencana indah Sang Pencipta. Keyakinan ini mampu memberikan kita kekuatan untuk ikhlas dan legowo menerima segala kondisi yang menimpa kita, juga qanaah dan tidak sombong atas segala yang kita miliki. Namun, tak sedikit pula yang salah persepsi dalam melihat fenomena takdir ini sehingga membuat mereka seolah 'pasrah' dengan takdir dan akhirnya menjadi pesimis dan tidak bersemangat dalam menjalani hidup.

Buat apa bekerja keras jika hasilnya pun sudah Allah tentukan? Buat apa repot-repot menjaga kesehatan dan berobat jika sakit dan kesembuhan sudah Allah tentukan? Terkadang aku pun ikut membenarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut didalam hati. Meski aku yakin bahwa segala usaha kita tentu tak akan pernah sia-sia, karena Allah Maha Adil bukan? Tapi tetap saja, aku butuh sebuah jawaban yang lebih memuaskan..

Dulu, ketika SMA alhamdulillah aku pernah mendapatkan materi tentang takdir ini dari kakak mentorku tercinta. Dalam buku Beyond the Inspiration- Felix Y. Siauw yang sedang ku baca pun ternyata juga membahas mengenai takdir dengan jawaban yang hampir sama. Jawaban tersebut langsung masuk kedalam logika berpikirku dan memuaskan hatiku.. 

 Menurut ust. Felix Y. Siauw, dengan mengajukan  pertanyaan-pertanyaan di atas, sesungguhnya kita sedang menyamakan aktivitas Allah dangan aktivitas manusia yang serba terbatas. Memang benar Allah Maha Mengetahui, Allah Maha Berkehendak. Tak ada satupun kejadian di dunia ini, bahkan gugurnya daun sekalipun, yang terjadi tanpa sengetahuan dan kehendak Allah. Hanya saja yang sering tak terpikirkan oleh kita adalah bahwa Allah adalah Sang pencipta, sedangkan kita adalah makhluk ciptaan-Nya yang serba terbatas. Tentu segala aktivitas Allah berbeda dengan aktivitas kita. Dan akal kita terlalu terbatas untuk dapat mencerna dan memikirkan bagaimana aktivitas Allah. Sehingga kita tidaklah perlu berpusing-pusing memikirkannya, kita hanyalah perlu mengimaninya.

Karena takdir merupakan suatu hal yang ghaib, yang hanya Allah-lah yang mengetahuinya, maka kewajiban kita hanyalah untuk berusaha dengan sepenuh kemampuan kita. Namun, apabila ujung dari usaha kita tidak sesuai dengan yang kita harapkan, maka kita haruslah bersabar dan ikhlas, karena semua itu sudah merupakan takdir dari Allah yang pasti merupakan yang terbaik untuk kita. Karena hanya Allah yang tau apa yang paling baik kita, yang baik menurut kita belum tentu baik bagi Allah, sedangkan apa yang baik bagi Allah pasti baik bagi kita.

Dan tentu kita juga harus meyakini bahwa tujuan dari seluruh kehidupan kita adalah mencapai Surga Allah. Lulus ujian, menduduki jabatan tertentu, memperoleh kekayaan, semuanya bukanlah tujuan utama kita sebagai umat muslim, melainkan hanya sebagai batu pijakan saja. Jadi, selayaknya batu pijakan, apabila kita tidak bisa memijak salah satu batu yang kita inginkan, kita masih bisa memijak batu-batu yang lain, walaupun mungkin akan menjadikan perjalanan kita menjadi lebih panjang dan berliku, asalkan bisa mengantarkan kita pada tujuan akhir kita, hal tersebut bukanlah masalah yang besar.

Begitulah akhirnya kita harus menyikapi konsep takdir ini. Dengan mengimani takdir, kita seharusnya bisa menjadi pribadi yang lebih optimis. Meski terjatuh berkali-kali, kita akan tetap semangat untuk kembali bangun dan bangun lagi. Karena kita telah mempercayakan semuanya pada Allah, dan yakin bahwa segala jerih payah kita tak ada yang sia-sia. Kelak Allah pasti akan membayarnya, entah di dunia atau mungkin di akhirat. Tak masalah! Karena Allah Maha Adil bukan? Sekian. Semoga bermanfaat.. ^^

Continue reading...

Kamis, 17 April 2014

Happy Wedding Anniversary..


Selamat Ulang tahun pernikahan Ibu dan papah..

Ga nyangka udah 23 tahun ibu dan papah hidup bersama.. melewati manis dan pahitnya kehidupan.. hehe.. *blush*

Semoga diberkahi terus perjalanan pernikahannya.. bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, wa rahmah yang kelak bisa mengantarkan kita menuju surga-nya.. Amiin..

We Love You.. Mom and Dad..


Continue reading...

Senin, 14 April 2014

Everything is Done.. !!


Hari ini rasanya kok spesial banget yaa...Rasanya campur-campur banget perasaan aku ini. hehe... Sebelumnya udah ada seminggu ini dada aku suka nyeri-nyeri dan agak sesak nafas. Sampai akhirnya minggu kemarin dibawa ke dokter spesialis paru, takut kenapa-napa. Tapi hasil rongentnya baik-baik aja, dan yang paling penting ga keliatan ada metastasis di paru-paru aku. Cuma bronkusnya agak kotor, mungkin karena aku kurang gerak atau emang akunya aja yang lagi turun sistem imunnya.

Pulang dari dokter, malem harinya, aku malah meriang dan demam selama hampir 2 malam berikutnya. gara-gara demam itu, sempet kepikiran buat ngebatalin janji konsul sama dokter Nana, yang udah dijadwalkan hari ini. Tapi tadi pagi demam aku turun, walaupun masih agak ga enak badan, tapi setelah dibujuk-bujuk ibu (bahkan ibu pun akhirnya izin kerja), akhirnya jadi deh aku berangkat ke RSCM ditemani ibu papah..

Nyampe di ruang radioterapi, aku diukur tensi dan berat badan. Haduuuh.. berat badanku turun lagi jadi 47.5 kg. Mungkin efek dari meriang aku juga kali ya, jadi akhir-akhir ini ga nafsu makan. Ga beberapa lama, akhirnya tibalah giliranku untuk konsul. Alhamdulillah keadaan kulit aku udah oke. Setelah kemarin agak bermasalah waktu percobaan mandi pertama setelah rangkaian radioterapi selesai (yang akhirnya membuat aku ga boleh mandi lagi), akhirnya kata dokter Nana sekarang udah boleh mandi. Tapi.. mandinya entar-entar aja deh, nunggu beberapa hari lagi. masih takut. hehe.. Dan akhirnya dokter Nana pun memberikan surat pengantar untuk mengembalikan aku ke dokter Yogi, yang menandakan bahwa urusanku di radioterapi ini sudah selesai. Hmm.. akhirnya.. sayonara radioterapi ~

Nahh.. berhubung udah di RSCM dan ibu papah udah izin kerja, akhirnya kita nyoba-nyoba jalan ke RSCM Kencana, siapa tau bisa sekalian konsul ke dokter Yogi hari ini. Jadi gan ga perlu bolak-balik. nyampe di Kencana, ibu langsung pergi ke resepsionis bagian orthopedi, dan ternyata hari ini dokter Yogi ga ada jadwal praktek. yahh.. kecewa.. Tapi kata susternya. "Sebentar ya bu, saya coba hubungi dokternya, siapa tau dokternya bisa datang kesini.". Dan, benar saja, dokter Yogi mau datang ke Kencana.. just for me.. hehe.. Aduuh dokter Yogi emang paling oke deh! jadi terharuu..

seperti biasa, begitu masuk ruang praktek, dokter Yogi langsung melakukan beberapa tes kecil. Aku disuruh jalan-jalan mondar mandir, terus nekuk-nekuk kaki.. Walaupun masih terbatas, tapi tampaknya dokter Yogi cukup puas dengan perkembangan yang aku alami. Dan itu membuatku seneng banget. Karena selama ini aku sempet merasa agak down dan minder kalo ketemu orang lain. Aku merasa semua orang selalu memperhatikan cara berjalanku yang agak pincang dengan pandangan yaaang.. entahlah.. pokoknya itu membuatku merasa ga nyaman. Dan reaksi dari dokter Yogi hari ini cukup menimbulkan semangat baru buatku. Yahh.. dokter Yogi kan emang yang paling ngerti keadaanku (tentu aja diluar keluarga intiku).

"Hmm.. kalo begini berarti ga perlu tindakan pemindahan otot ya (tadinya ada rencana mau memindahkan otot punggung untuk menggantikan fungsi otot paha yang diangkat pas operasi kemarin).. sering-sering dilatih aja ototnya biar tambah kuat. Pelan-pelan.. semua butuh waktu." Komentar dokter Yogi, yang membuat hatiku tambah berbunga-bunga.. Apalagi setelah dokter Yogi melihat hasil rongentku kemarin dan bilang paru-paru aku bagus. Yeeaay.. Dan akhirnya pengobatanku pun tuntas. operasi selesai, radioterapi selesai daaann.. No Chemo..!! Tinggal bulan juli nanti aku harus MRI lagi, untuk pengecekan ulang sekaligus memastikan kalo udah ga ada lagi sel kanker yang tertinggal. dan untuk selanjutnya cukup kontrol setahun sekali. Setelah mengucapkan terima kasih berkali-kali atas kebaikan dokter Yogi selama ini (Asli dokter Yogi emang baiiik bangeet ToT), kami pun akhirnya berpamitan..

Abis dari Kencana, tiba-tiba pengen beli dunkin donut. Mumpung punya kartu diskon... Akhirnya kita jalan deh ke Gedung A, sekalian buat makan siang n jalan-jalan. Abis kan dulu aku belum sempet jalan-jaln di gedung A. Dikamaaarr terus.. hehe.. nostalgia lahh.. Di kantin aku dibolehin milih menu apa aja (asiiiikk..!!), akhirnya aku milih nasi bakar. Lumayan enak sih, tapi.. tetep aja ga abis. Emang dasarnya masih ga nafsu makan sihh.. *sigh*

Abis makan siang akhirnya kita pulang deh.. Entah kenapa di mobil rasanya jadi sediih.. rasanya semacaaamm.. kangen gitu? hehe.. Abis bagaimanapun juga kan selama hampir 4 bulan ini aku selalu berkeliaran di lingkungan RSCM, dan sekarang waktunya untuk say good bye... Tapi tetep aja aku merasa bersyukur banget karena semuanya udah selesai sekarang. Kalau melihat perjuangan pasien-pasien kanker lain, tentu perjalanan ku ini rasanya ga ada apa-apanya. Semua terasa berjalan mulus tanpa hambatan. Alhamdulillah..

Meskipun belum ada kalimat 'sembuh', tapi setidaknya semua yang harus aku jalani udah aku lewati dengan lancar. And I feel better now.. Semoga ini benar-benar menjadi bagian terakhir dari kisah kankerku. Amiiin.. Tugasku sekarang tinggal berdoa dan jaga pola hidup. Yosshh..!! Semangat Cica ^^

Continue reading...

Sabtu, 05 April 2014

Nyaris Kena Penipuan


Hari sabtu yang tenang dan damai... papah ibu lagi pergi ke Subang buat ambil rapot Hanifah (adekku yang paling besar), dan Hanuun (adekku yang kecil) lagi latihan nari di sekolah buat ikut lomba. Aku dirumah cuma berdua sama Hana, kembaran aku yang lagi pulang dari Nangor kemaren malem. Lagi santai tidur-tiduran di depan tivi sambil nonton film 'Planet 51' (padahal udah pernah nonton beberapa kali, tapi masih belum bosen), tiba-tiba ada yanng nelpon hp aku, nomor ga dikenal. Langsung aja aku angkat.

 "halo.." suara diujung telepon mulai terdengar.

Suara yang familiar dan langsung aku kenali kalo itu adalah suara mas Aziz sepupuku, anak dari kakak papahku. Dia bercerita kalau hari ini dia berencana untuk main kerumah, tapi dia kena razia di jalan, dan surat-suratnya ketinggalan semua, sehingga harus berurusan dengan polisi yang meminta 'duit damai'.

"kakak tolong ngomong sama polisinya ya. Jelasi kalo kakak itu sodara mas, dan mas mau main ke rumah kakak. biar ga dipersulit urusannya." pintanya kemudian

Sebenernya aku agak bingung dan rancu. Masa berurusan sama polisi tapi malah nelpon aku. Bukan nelpon papah gitu. Lagian ngapain juga aku harus ngomong sama polisi. hubungannya apa? Batinku. Tapi karena aku ga ngerti sama urusan per-tilang-an dan ga enak  juga nolaknya (masa cuma dimintain tolong ngomong sama polisi aja ga mau), maka aku pun mengiyakan permintaan sepupuku itu. dengan segera suara diujung telepon pun beralih tangan.

"haloo.." kali ini suara yang berat dan ga aku kenali, tapi kuyakini sebagai polisi yang berurusan dengan sepupuku tersebut.

"i..iya haloo.." jawabku

"Ada apa?"

Hmmm.. mikir sebentar.. terus aku bilangin aja apa yang tadi diminta sepupuku. "Tolong jangan dipersulit ya pak." Pintaku pada akhirnya. Walaupun agak bingung juga, emang apa hak aku minta biar ga dipersulit.

"Sebelumnya saya berbicara dengan siapa ini?"

"saya nissa"

"Ibu tinggal dimana?" Deg! Mulai ga enak ini urusannya kalo udah nanyain alamat. Awalnya aku pikir nanya-nanya ini buat crosscheck data aja sama data yang udah diberikan mas aku disana. Tapi alamat itu kan informasi penting yang ga boleh dikasih tau sembarangan. Apalagi sama orang ga dikenal kayak gini. Perasaan mulai ga enak.

"Eeeee.. Di.. di Ciracas.." kataku dengan suara gemetar, berusaha menjawab seringkas dan seumum mungkin. Aku pun udah meniatkan ga akan memberikan alamat lengkapku, walaupun diminta. Lagian apa coba manfaatnya polisi nanyain alamat aku segala. Emang aku yang salah?

"Nama saudara ibu yang disini siapa?" Haduuuh.. lagi-lagi diinterogasi kayak gini. Perasaan mulai ga enak banget, antara takut penipu, atau beneran polisi. Masalahnya aku yakin banget kalo suara orang aku yang nelpon tadi tuh beneran suara mas Aziz. Dan kebiasaan burukku kalo lagi bingung pun kambuh.. panik! Langsung aja aku kasih hp aku ke hana yang ada disebelahku. Dan ini sangat bodoh -__-

"Halo ini siapa ya? Ada apa?" Tanya hana yang juga bingung sama situasi yang berkembang. Makin absurd.

Aku ga tau apa yang diomongin sama polisi itu ke hana, yang jelas polisi itu marah-marah dan minta teleponnya dibalikin ke aku. dan aku pun kembali menerima telepon tersebut.

Diujung sana pak polisi kembali marah-marah akibat ulahku barusan. Aku dengarkan saja omelan bapak polisi tersebut.

"jadi nama saudara ibu disini siapa?"

Haduuh.. mulai lagi nanya-nanya. Lagian aku juga ga tau nama panjang sepupuku tersebut, maklumlah kami bukan sodara yang akrab sebelumnya. "Hmm.. mas aziz.." jawabku singkat dan lagi-lagi ga detail. Tapi anehnya polisi tersebut langsung aja nerima jawaban aku. Harusnya kalo mau crosscheck minta nama lengkap dong. Bisa aja kan aku asal nyebut nama terus kebetulan cocok sama nama orang yang bersangkutan. Aneh!

"Hubungannya sama ibu apa?"

"Keponakan" Preeet.. inilah kalo orang lagi gugup. mau ngomong sepupu malah keponakan. Kemudian pak polisi menanyakan kebenaran keterangan yang diberikan sepupuku tersebut.

"Apa benar surat-suratnya tertinggal dirumah bu?"

Lahh.. ini makin aneh. Mana aku tau itu beneran ketinggalan apa ga. orang aku aja ga serumah sama sama sepupuku itu kok.

"Saya ga tau pak. orang saya aja ga serumah sama sodara saya itu." jawabku akhirnya. Ga mau bohong akhirnya.

"Lohh.. ini ga jelas banget keterangannya. Saya perkarakan aja ya ini urusannya." Ujar pak polisi itu akhirnya. Aku ga memberi respon apapun. ga ngerti bener-bener sama urusan yang satu ini. Ga beberapa lama kemudian, suara diujung sana kembali beralih ke sepupuku.

"Halo kak.. gimana?"

"Ga tau mas. Ga ngerti mau ngomong apa. Kenapa ga nelpon papah aja sih?"

"Aduuh.. aturan kasih tau aja alamatnya. Kan ga bakal disamperin juga sama polisinya.." aneh lagi kan disini. "Gini aja deh, mas aziz disuruh bayar uang 250 ribu. mas aziz ga bawa uang. Kakak ada uang ga disitu? Mas aziz mau pinjem." Disini juga kayaknya sepupuku itu baru mulai menggunakan kata 'mas aziz' buat menyebut dirinya sendiri. Tapi aku belum nyadar saat itu.

"Ga ada mas. Ga ditinggalin uang  sama papah." Rasa kecurigaan aku udah semakin menumpuk. apalagi udah sampe minta uang gini. Orang lagi urusan sama polisi, mana bisa minjam uang kesini. "Mas telepon papah aja deh. Nih aku kasih nomernya.." Dan aku pun memberikan nomer telepon papahku (walaupun agak beresiko juga, tapi pertimbanganku kan tadi aku ngasih namanya 'nissa', sedangkan dikeluarga biasanya aku dipanggil 'cica', insya Allah akan mencurigakan dan ga kenapa-kenapa). Kemudian telepon pun diputus.

Ga beberapa lama, ibuku menelpon. Ternyata benar! itu penipuan. Bahkan mas aziz sepupuku yang asli lagi ada di kampung. Rasanya badanku lemes banget. Segera kuputar ulang seluruh percakapan ditelepon tadi, memastikan ga ada informasi penting apapun yang keluar.

Ternyata tadi orang yang menelpon tersebut benar-benar menelepon papahku. Setelah sebelumnya, ketika aku sedang sibuk ditelepon oleh orang yang mengaku polisi, hana menelepon ayahku dan menceritakan apa yang terjadi, ayahku langsung curiga. Ngapain mas aziz berurusan sama polisi malah nelpon aku. Dan kalaupun itu beneran mas aziz, bisa aja dia dihipnotis, terus suruh nelpon aku.

Maka pada saat orang itu menelepon dan mengaku mas aziz, ayah aku pun balik bertanya. "Aziz yang mana ya?" Jelas orang itu ga bisa jawab. Apalagi tadi aku salah menyebutkan hubunganku sebagai 'keponakan' hehe.. Ayahku terus mendesak orang tersebut sampai akhirnya orang tersebut pun menutup telepon. Ketika ditelepon ulang pun tidak diangkat. Ketika ayahku menelpon nomer mas aziz yang diketahuinya, barulah terbongkar kalo itu emang penipuan 100% karena mas aziznya aja lagi ada di kampung.

********

Yahh.. satu kebodohan besar yang aku lakukan saat itu adalah, tidak menanyakan nama orang yang menelepon dengan nomer tidak dikenal. Aku ga tau kenapa. Padahal biasanya aku refleks nanya "ini siapa" kalo ada orang yang nelpon pake nomer ga dikenal. Tapi saat itu aku merasa yakin banget kalo itu suara mas aziz. (Dan aku berpraduga jangan-jangan aku dihipnotis disitu.. haha..)

Selain menanyakan identitas penelepon, ketika menghadapi penipuan bermodus telepon ini, kita ga boleh panik! karena kalo panik kita ga akan bisa berpikir jernih. (aku bersyukur banget ada hana disamping aku, jadi pas bingung mau gimana aku masih bisa ngasih teleponnya ke hana dulu buat jernihin pikiran). Walaupun yang nelpon tukang sayur kek, polisi, gubernur, presiden, pokoknya jangan panik! Walaupun kita udah mulai curiga kalo ada yang ga beres, segera cari cara buat memutuskan telepon tersebut. Sebelum kita semakin tenggelam kedalam percakapan yang ujung-ujungnya malah bisa membawa kita kepada hipnotis. Karena hipnotis juga bisa lewat telepon.

Dan, yang paling penting adalah jangan sampai kita membocorkan identitas kita pada orang yang ga dikenal, dengan alasan apapun. bahkan nama lengkap sekalipun. Inilah yang selalu melekat dipikiranku, dan selalu membuat aku merasa ga enak setiap ada yang menanyakan identitas diriku. Bahkan kalau sedang belanja online sekalipun. 

Yang terakhir adalah berhati-hati dan selalu fokus. Apa lagi kalau mulai ditanya macem-macem, walaupun mungkin pertanyaan yang wajar, tapi dilakukan terus-menerus. Mending dzikir aja deh dalem hati, biar tetep fokus (ini jurus aku waktu ketemu penipu dipinggir jalan yang nyoba nanya-nanya terus ke aku).

Pokoknya intinya tetap waspada! Karena kejahatan bukan hanya karena niat dari pelaku, tapi juga karena ada kesempatan.. hehe.. kejahatan bisa terjadi dimana aja, dan lewat jalur apa aja. Yup..! Semoga peristiwa hari ini bisa menjadi pelajaran buat kita semua. ^_^




Continue reading...

Rabu, 02 April 2014

My Surgery Experience part 2


...............

Dan hari yang dinanti pun akhirnya tiba. Pagi itu aku bangun lebih awal. Shalat tahajud, lalu lanjut shalat subuh. Doaku waktu itu cuma satu. Biar aku bisa tenang selama menjalani operasi. Selesai shalat, sambil nunggu sebelum aku dijemput suster, aku duduk-duduk di soffa. Masih dengan hati yang campur aduk, walaupun udah ga separah kemaren malem. Pagi ini ga ada agenda makan pagi, karena emang udah harus puasa. Makan pagi jatahku udah dibawakan tengah malam kemaren, sebelum aku puasa.

Ga begitu lama, suster dateng membawakan baju ganti buat dipakai ke ruang operasi. Ga begitu ngerti kenapa harus ganti baju segala. awalnya aku pikir dibawain baju operasi, tapi kan ga mungkin juga ganti bajunya mulai dari sini, nanti jadi ga steril lagi dong! Setelah selesai ganti baju, giliran dokter Yogi yang dateng. "udah siap kan?" Hehe.. aku cuma bisa senyum maksa. Siap ga siap lah dok.. Batinku. "Kalau begitu sampai ketemu di ruang operasi ya.." Dan dokter Yogi pun pergi.

Kemudian kursi roda yang akan membawaku ke ruang operasi pun datang. Diiringi seorang (atau beberapa orang) suster, seorang dokter residen, dan keluarga yang akan menemani sampai didepan rung operasi, kursi rodaku pun mulai di dorong.Ternyata ruang operasinya jauh juga ya.. Iya lah.. orang ruang operasi sama ruang rawat aku itu beda gedung kok, cuma dihubungkan oleh lorong-lorong aja.

Berbeda dengan tadi pagi, hari ini perasaan aku jauuuuh lebih tenang. Bahkan udah ga nervous sama sekali. alhamdulillah doaku terkabul. Ga kerasa juga akhirnya sampai di depan ruang operasi. Sampai disini, keluarga yang mengantar sudah tidak boleh masuk lagi, hanya ibu dan sodara kembarku yang masih boleh masuk ke ruang tunggu (atau mungkin ruang pemulihan)di depan ruang operasi, untuk menemani selama aku melakukan persiapan operasi. itu pun harus memakai baju khusus khas ruang operasi.

Persiapan pun dimulai. Udah deg-degan aja menanti kapan akan dipasang kateter (agak takut soalnya), tapi ternyata ga dipasang saat itu. Alhamdulillah.. Pada saat sedang persiapan tersebut, ibuku diberi tahu bahwa sudah dipersiapkan ruang ICU kalau-kalau nanti dibutuhkan. karena bagaimanapun juga ini merupakan sebuah operasi besar yang memakan waktu yang cukup lama.

Selama persiapan, sempet ada trouble sedikit pas masang infus, gara-gara pas ditusuk aku refleks narik tangan. hehe... jadinya diulang lagi deh. Hiks! kan jadi dua kali ditusuk.. Setelah semua persiapan selesai, aku pun mulai didorong masuk ke ruang operasi. udah ga setegang dulu, waktu pertama kali memasuki ruang operasi pas mau biopsi. Walau badan masih juga bergetar. Ruang operasi dingin bung!

And.. this is it! Setelah pindah ke meja operasi, aku disuruh untuk duduk sambil memeluk bantal didepan, sehingga posisi tubuhku membungkuk. Saat itu suster dibelakang mulai menyemproti punggungku dengan sebuah cairan yang dingin. Srooot..srooot..sroot.. dalam hati mulai komat kamit melantunkan dzikir. Berusaha menenangkan pikiran. Tapi sebelum terjadi hal-hal berikutnya, aku sudah keburu ga sadar. Ingatanku cuma sampe situ..

..................

Bangun-bangun jam udah menunjukkan kira-kira pukul 17.00.. Berarti aku ga sadar kira-kira 10 jam dong ya.. Padahal katanya operasinya cuma cuma 4.5 jam. Kata dokternya operasinya berjalan dengan lancar. Bahkan dari operasi selama itu, darah yang aku keluarin cuma sekitar 200 cc, jadi ga perlu sampe ditransfusi (setelah ke-hectic-an mencari darah semalaman).. Wahh.. hebat sekali! Ruang ICU pun otomatis ga kepake. Alhamdulillah.. :)

tapi, beda sama waktu abis biopsi dimana aku tersadar dengan tenang layaknya orang bangun tidur, kali ini aku tersadar dengan tubuhku yang bergetar hebat. Dingin banget rasanya.. padahal udah dipakein selimut penghangat yang kata ibu aku -waktu nyobain masukin tangan kedalem selimutnya- itu udah panas banget. Terus ga lama kemudian, gelombang rasa mual pun datang.. Oalaahh.. beberapa jam kedepannya aku pun sibuk berhoak-hoek sana sini.

Jadi intinya masa pemulihan operasi itu adalah massa yang paling ga enak. Dengan kondisi badan yang ga bisa bergerak bebas selama beberapa hari, apalagi dengan tambahan selang kateter dan drain  di kaki yang bahkan untuk memiringkan tubuh pun sangat susah), alhasil punggungku pun terasa panas dan lecet-lecet. Terutama dibagian plester yang buat ngelekatin selang epidural di punggung.. urrrgghh.. Walaupun begitu, ada beberapa hal yang masih aku syukuri.. Pertama, kenyataan bahwa kateternya dipasang pas aku dalam kondisi ga sadar.. hehe., dan yang kedua dengan kehadiran epidural anestesi yang membuat kakiku dan juga bekas jahitan yang panjangnya kira-kira hampir 40 cm itu jadi ga berasa sakit.

Setelah beberapa hari cuma tiduran dikasur, akhirnya dokter pun mulai menyuruhku untuk latihan jalan pake tongkat. Tentu aja setelah selang-selang yang menempel ditubuhku ini dicopot semua. Sekali.. dua kali.. yeaay akhirnya bisa! Walaupun sempet oleng dan mau jatuh. Tapi untung kebetulan ada dokter dibelakang aku yang langsung sigap nangkep badan aku yang oleng. hehe.. kalo ga, ga kebayang deh kaki aku gimana rasanya~

Hari rabu sebenernya udah boleh pulang sama dokternya. Cepet banget ya. Cuma seminggu aku di opname pasca operasi. Tapi ya apa boleh buat, kan udah dibolehin sama dokternya. Lagian ngapain juga lama-lama di rumah sakit. Tapi pas malem harinya (selasa malem) tiba-tiba perut aku mules ga ketulungan. Dan aku pun baru sadar bahwa dari abis operasi aku belum 'pup' sama sekali. Jadi kayaknya anus aku masih terpengaruh sama epiduralnya, jadi belum mau kerja, padahal usus udah kontraksi terus. jadilah semalaman aku bergadang menahan sakit perut. Apalagi dengan kondisi kaki yang masih sakit, perjalanan ke toilet pun memerlukan perjuangan ekstra. baru pas pagi harinya, akhirnya hajat tersebut berhasil ditunaikan, dan aku pun bisa tertidur.

Akhirnya gagal deh pulang hari rabu, karena masih harus observasi dulu, takut kenapa-kenapa lagi. Alhamdulillah sepanjang hari rabu tersebut udah ga kenapa-napa lagi. Akhirnya bisa pulang hari kamis siang. Ga tau kenapa tapi rasanya bakal kangen sama suasana di ruang rawat inapku. Soalnya suster-susternya baik-baik sih.. Tapi tetep aja berharap semoga ini kali pertama sekaligus terakhir aku harus dirawat kayak gini. Amiin.. :)


Continue reading...

Jumat, 28 Maret 2014

My Surgery Experience part 1


Udah beberapa hari ini nganggur 100% di rumah, dan udah mulai merasa bosen bin kesepian gara-gara selalu sendirian.. huwee.. abisnya ibu papah kerja, adek sekolah, terus si mbak juga ikut-ikutan pulang kampung gara-gara lagi musim panen raya. Emang lagi nasib kali ya.. hehe..

Dan disela-sela waktu bengongku, jadi sedikit flash back tentang apa aja yang udah aku jalanin selama hampir 6 bulan aku menyandang status sebagai 'penderita kanker'. Dan  puncaknya adalah 2 bulan yang lalu, ketika ibuku akhirnya memutuskan untuk menyambung kembali hubungan dengan dokter Yogi, setelah hampir 3 bulan 'mangkir' untuk mencari pengobatan alternatif. Semua itu gara-gara kekhawatiran ibuku yang melihat bahwa benjolan di kakiku yang terlihat makin membesar dan kayaknya udah mulai mendekati sendi. Ibuku pun malam itu membulatkan tekad untuk meng-sms doker Yogi. Dan.. Alhamdulillah dokter Yogi masih mau merespon sms itu setelah 'kenakalan' yang kami lakukan selama 3 bulan ini. hehe.. Beliau menyarankan untuk segera menjadwalkan pertemuan.

Lalu, ibu pun menceritakan bahwa selama ini kami berusaha untuk mencari pengobatan alternatif lain, selain tindakan medis. Ibu juga bilang masalah keberatan kami untuk menjalani operasi wide excision dan kemoterapi. Dan dokter Yogi pun memahami keputusan kami, walaupun menyayangkan juga, karena bagaimana pun hal tersebut bisa menghambat proses pengobatan, karena bagaimanapun pengobatan kanker sangat bermain dengan waktu.  Dan opsi pengobatan pun kembali di ajukan, operasi-radioterapi-kemoterapi, karena memang kan tidak ada opsi lain.. hehe.. "Tapi yang penting operasi dulu bu, karena saya khawatir nanti tumornya keburu sampai di sendi dan tulang. Kalau masalah kemo, itu bisa diurus setelah operasi saja." Begitu kata dokter Yogi. Kami pun sepakat.

And here's the story begins..


******

Hari itu, Senin, 23 Januari 2014, merupakan hari yang bersejarah buat aku, dimana aku menjalani operasi pertamaku. Operasi yang tergolong cukup besar karena diperkirakan memakan waktu 4-6 jam.

Seminggu sebelum 'check in' ke ruang rawat, persiapan yang dilakukan cukup riwet. Bolak-balik ke RSCM dan puskesmas karena harus ngurus askes. Setelah askes beres pun masih riwet sama antrian ruang rawat inap dan ruang operasi yang panjang banget. Akhirnya milih kelas VVIP (walaupun harus bayar biaya selisih dari yang ditanggung askes) yang antriannya paling pendek, soalnya waktu itu masih berharap bisa kuliah dan waktu liburan udah hampir habis, jadi pengen operasi segera dilakukan secepat mungkin. Akhirnya dikabari bisa dapet ruangan hari senin, tanggal 20 Januari, sedangkan jadwal operasi belum bisa ditentukan. tapi dokter nyaranin buat masuk dulu aja, daripada kamarnya diambil orang lain dan harus nunggu lagi.

Akhirnya senin masuk rumah sakit. Tapi keesokan harinya dokternya ngasih tau kalo minggu ini jadwal operasi dokternya di RSCM udah penuh, jadi kemungkinan baru bisa operasi secepat-cepatnya kamis minggu depan. Apa?!! lama bangeet.. Masa belum operasi aja udah harus nginep di rumah sakit sampe hampir 2 minggu gitu? Akhirnya setelah diskusi dengan ortu, diputuskan untuk operasi di RSCM Kencana (masih bagian dari RSCM tapi sepertinya beda management, jadi kayak RSCM versi swastanya gitu deh), walaupun dengan begitu berarti ga bisa make fasilitas askesnya ibu aku (padahal kalo pake askes bisa gratis operasinya).

hari-hari sebelum operasi aku habiskan buat makan dan makan. hehe.. Soalnya kan harus mempersiapkan energi buat operasi nanti. Tapi, aku akui kalo makanan di RSCM itu enak! beda banget sama makanan di RS. Sahid Sahirman yang menurut aku rasanya agak hambar. Terbukti walaupun porsinya super jumbo, tapi aku bisa ngabisin hampir semua jatah makan aku (kecuali snack-snack yang suka di kasih di sela-sela waktu makan berat aku). Selama hari-hari itu pun aku cukup tenang dan enjoy. Walaupun sebenernya didalam hati, aku panik dan takut, tapi Alhamdulillah bisa aku handle dengan baik.

Selama aku dirawat itu aku menjalani beberapa pemeriksaan mulai dari pemeriksaan darah, rongent paru-paru, rongent di daerah yang akan dioperasi. Alhamdulillah semuanya dalam keadaan baik dan siap untuk menjalani operasi. Beberapa kali juga ada dokter yang visit untuk menjelaskan prosedur operasinya nanti. Seperti yang sudah diberi tahu sebelumnya, operasi yang akan aku jalani adalah wide excision, dimana pada operasi tersebut, yang diangkat bukan hanya bagian tumornya saja, tapi juga beberapa jaringan sehat di sekelilingnya untuk memastikan tidak ada sel kanker yang tertinggal sehingga mengurangi resiko kekambuhan. Dengan kata lain beberapa bagian otot kakiku pun ada yang akan ikut terangkat, sehingga otomatis akan mempengaruhi kekuatan dari kakiku. Meski begitu dokter memastikan bahwa itu masih bisa di cover dengan otot-otot lain yang masih ada, dan meskipun ada kemungkinan terburuk ( kakiku ga bisa pulih lagi) masih ada option untuk memindahkan beberapa otot  dari bagian tubuhku yang lain untuk menggantikan otot kakiku (dan aku berharap ini ga perlu dilakukan T_T).

Bagian yang juga tak kalah menyeramkan adalah pada saat menjelaskan resiko dari operasi. Kemungkinan-kemungkinan terburuk mulai dari pendaharan, cidera syaraf yang bisa membuat aku ga bisa merasakan kakiku lagi (dan otomatis lumpuh), sampat cidera pada pembuluh darah besar yang bisa menghentikan pasokan darah menuju kakiku, sehingga kakiku harus diamputasi kalau ga mau dibiarkan membusuk. Meskipun presentase kemungkinannya kecil, namun tetap saja resiko itu ada! dan aku cuma bisa berharap agar setidaknya kakiku tidaknya tidak diamputasi (menurutku itu bagian yang terburuk!)

Dan tiba pula giliran dokter anestesi yang melakukan visit untuk menjelaskan kemungkinan resiko dan prosedur anestesi yang akan dilakukan. aku ga begitu memperhatiakan bagian 'resiko'nya.. Aku lebih tertarik dengan bagian 'prosedur'nya. ternyata menurut rencana sang dokter anestesi, pada saat operasi nanti aku tidak akan dibius total, dan akan dibius melalui tulang belakang (epidural anestesi) dan sekaligus akan dipasang epidural kateter, kayak semacam selang gitu buat masukin obat bius langsung ke tulang belakangku pasca operasi nanti, karena khawatir akan timbul reaksi nyeri yang hebat setelah operasi. Nah kalo yang ini aku setuju. Lah tapi kalo ga dibius total berarti aku bakalan sadar terus doong selama operasi yang berjam-jam itu. (>_<)  Kata dokternya, meski ga dibius total, namun aku tetap akan dibuat dalam kondisi 'tertidur' tapi bukan pingsan. Aku ga tau bakalan se'tidur' apa aku untuk tidak menyadari apa yang terjadi selama operasi berlangsung. Haduuhh.. cuma bisa berdoa aja dalam hati.

Karena penasaran banget prosedur anestesi epidural itu, aku iseng search di youtube, dan ketemu! Tapi segera aku merasa menyesali perbuatan kepoku tersebut, karena hal tersebut malah buat aku tambah takut.. Ngebayangin punggung aku bakal di tusuk pake jarum yang gede banget gitu sampai ke tulang belakang. Ya Allah.. Engkau Maha Tahu kapasitas hamba-Mu..

H-2 operasi.. kegaduhan terjadi. Setelah tiba-tiba suster dateng dan menyuruh orang tuaku untuk mencari 10 orang untuk mendonor darah sebagai stok darah selama operasi. katanya di PMI darahnya lagi kosong. Padahal aku golongan darah O lohh.. Suster minta darahnya maksimal udah ada besok pagi, soalnya darah yang di donor masih harus di proses, dan prosesnya itu makan waktu 24 jam. Padahal saat itu udah menjelang malam. Jadilah ibu aku riwet nyari ke sana-sini saudara dan teman-teman yang bergolongan darah O. Untung ibuku seorang guru. Segera saja berita tersebut disebar oleh salah seorang teman ibuku ke murid-murid dan langsung deh banyak yang mengajukan diri sebagai pendonor. Aku jadi terharu, padahal waktu itu udah hampir tengah malam. Keesokan harinya, murid-murid yang kemarin mendonor diberi dispensasi untuk tidur di UKS.

H-1 operasi.. aku mulai tegang dan keringat dingin. Sodara-sodara, mulai dari tante-om, kembaranku yang udah di Nagor, adek-adekku termasuk yang sekolah di Subang, bahkan ada bude dan bulik dari kampung, mulai pada berdatangan buat nungguin aku selama operasi nanti. Sebenernya saat itu rasa takut aku udah sampe puncaknya sampe membuat aku pengen nangis. Tapi mati-matian aku tahan soalnya lagi banyak sodara. Kembali aku teringat pada prosedur anestesi yang aku tonton kemarin. haha.. merasa sangat bodoh. Orang mau operasi besar, tapi yang ditakutin malah prosedur anestesinya! Ibu cerita kalo dulu waktu melahirkan, ibu juga pernah di anestesi seperti itu. "Rasanya cuma kayak di suntik aja kok." Kata ibuku. Bohong! Batinku. Wong jarumnya aja segede itu. Udah gitu keliatannya agak di udek-udek pas nyari celah-celah antar tulang belakangnya kok! Huweeee... Tapi berharap banget kalo rasanya emang bener-bener kayak di suntik doang!

akhirnya malam kian larut, dan akku pun harus tidur, karena operasi akan dilaksanakan besok pagi. Walaupun rasanya susah banget buat memejamkan mata karena detak jantung yang mulai ga beraturan. Keingetan lagi deh cerita temen ibu aku yang bolak-balik ga jadi operasi gara-gara tekanan darahnya naik karena tegang. Walaah walaahh.. ada-ada aja iki pikiranku. Malah bikin makin tambah ga tenang. Tenang.. tenang.. pokoknya besok harus jadi operasi! Pelan-pelan mulai kulantunkan dzikir dalam hati. Biar tenang. Insya Allah semuanya akan berjalan lancar besok... Dan aku pun akhirnya tertidur..

..............

Continue reading...

Senin, 24 Maret 2014

Radiasi Terakhir !!


Alhamdulillah.. hari ini udah selesai menjalani radiasi ke-25 yang merupakan radiasi terakhir dari serangkaian radioterapi yang harus aku jalani. Setelah minggu lalu sempet ada wacana kalo radiasinya mau ditambah 5 kali radioterapi booster buat nambahin dosisnya, tapi tadi kata dokternya ga perlu.. Yeeeaay :)

Alhamdulillah selama radiasi ini semua berjalan lancar. Kondisi darah juga oke terus, jadi ga perlu sampe tranfusi segala. Mungkin pengaruh dari obat herbal cina yang aku minum juga kali ya.. Namanya 'Fufang Ejiao Jiang'. Bagus buat nambahin Hb darah. Dulu waktu Hb ibu aku drop gara-gara hectic bikin  thesis juga minum ini, dan emang cepet banget naiknya.

Rada bingung juga sih, kedepannya mau ngapain. hehe.. Soalnya dengan berakhirnya rutinitas bolak-balik rumah-RSCM, berarti aku udah ga punya kegiatan apa-apa. Dan otomatis cuma ngedekem aja di rumah selama 24 jam full. Sendirian lagi. Tapi ga papalah.. kapan lagi coba bisa leyeh-leyeh, males-malesan dirumah berbulan-bulan kayak gini. hehe..

Seiring dengan berakhirnya program radioterapi, status 'sembuh' pun rasanya udah semakin didepan mata. Walaupun masih rada was-was siih.. Apakah aku harus menjalani kemo atau ga. Semoga ga perlu kemo ya Allah.. Ngeri liat orang-orang yang pada mual tiap abis kemo. Kayaknya menderita banget.. Walaupun ada juga siih beberapa yang masih fit aja walaupun abis kemo. Tapi tetep aja kan.. :(

Yah.. pokok berharap yang terbaik aja deh. Semoga Allah memberikan yang terbaik buat aku. Amiiin..

Continue reading...

Selasa, 11 Maret 2014

Donat Ungu


Kemarin udah radiasi yang ke-15.. yeeeaaayy! Ga berasa udah setengah jalan dari terapi radiasi yang harus aku jalani. Seperti biasa, tiap 5 kali radiasi harus periksa darah (jadi otomatis selalu jatuh tiap hari senin, karena weekend radiasinya libur), maka abis dari RSCM kemarin langsung manggil mbak pipit (suster dari klinik deket rumah) ke rumah buat ambil darah.. Nah, sambil nunggu hasil darah jadi dan dianter (soalnya katanya kliniknya lagi rame, jadi baru bisa nganterin sekitar jam 10an malem), akhirnya kita bikiiin.. donat!

Donatnya pun bukan donat biasa, tapi donat ungu, soalnya bikinnya pake ubi ungu. Cara bikinnya sama kayak mau bikin donat kentang (bisa search di google), tapi kentangnya diganti jadi ubi ungu. Awal-awalnya sih niat beli ubi ungu buat di rebus terus dimakan bulet-bulet. Soalnya ubi ungu kan banyak mengandung antioksidan yang bagus buat ngelawan kanker. Tapi apa boleh buat, aku ga suka ubi rebus.. bahkan nyium baunya aja ga suka.. Akhirnya ibuku pun memutar otak, bagaimana caranya biar si ubi ungu sukses masuk ke perut aku.. dan.. tadaaahh.. jadilah donat ungu! hehe..


adonan mentahnya.. sebelum di bentuk
donat digoreng sampe matang, tapi jangan sampai terlalu coklat. nanti jadi ga cantik
ini donat yang plain, nanti servingnya dikocok-kocok pake gula halus


kalo yang ini donatnya diisi coklat

Selain rasanya yang enak, karena menurut aku rasanya ga jauh beda sama donat biasa (and I really love doughnut.. hehe), tampilannya juga menarik banget kaan?? Apalagi yang suka warna ungu..

Sok.. sok.. yang mau nyoba bikiiin.. :)
Continue reading...

Senin, 10 Maret 2014

Masuk Penjara dan Menjadi Hafidz Quran


Pagi ini cuaca mendung dan hujan, suasana yang cukup nyaman untuk bikin mata merem-merem lagi padahal baru bangun tidur. hehe.. Bahkan dari tadi abis subuh pun aku masih aja bergemul dengan bed cover kesayanganku dan main-main internet di hp. Yahh.. beginilah suasana pagi kalo orang ga punya kerjaan. Hehe.. (alasan aja padahal emang dasar akunya aja yang males). Tiba-tiba hp ku bunyi. Ada pesan whatsapp masuk yang dishare temanku di sebuah grup. Lumayan panjang. Tapi isinya.bener-bener 'sesuatu' banget.

Begini isinya:



Cerita Tentang Al-Qur'an

Ini tentang video musafir maal qur'an. Fahad Al Kandari berkunjung ke Tunisia, dan bertemu dengan seorang kimiawan Dr. Shadiq Shouro. Ia pernah dipenjara selama 15 tahun karena masuk organisasi Islam disana yang kemudian ditutup oleh pemerintah (saat itu dipegang oleh otoritarian). dan selama dipenjara ia menghabiskan waktunya dengan menghafal Qur'an

Sebelum masuk penjara, beliau hafal 2 juz. Ketika jadi penghuni penjara, semangatnya membara. Ini adalah kehendak Allah, katanya. Ia membagi waktunya jadi 3 bagian. Pertama di pagi hari, ia habiskan u/ menghafal. Siangnya muraja'ah. Malamnya muraja'ah hafalan sebelumnya sampai hari itu, terutama di shalat malamnya. Beliau berhasil menghafalkannya selama 3 tahun.

Kemudian 12 tahun berikutnya ia habiskan untuk muraja'ah, menguatkan hafalan, sambil menikmati masa2 hidupnya di penjara. Ia pindah penjara 5-6 kali. Dan meskipun ia tahu hidup di penjara sangat sulit (karena pengawasan yang sangat ketat), ia menikmatinya dengan terus menghafalkan Al Qur'an. Dan pihak penjara pun memberi kebebasan untuknya menghafal Qur'an. "Mungkin menurutmu ini buruk, tapi ini baik bagi Allah untukmu", kata pihak penjara itu.

Dan alhamdulillah, beliau bebas sekarang.

Mungkin takdir kita, bisa saja sama dengan doktor ini. Kita yang terlalu sibuk berorganisasi dan kuliah ini, bisa saja ditakdirkan oleh Allah untuk masuk penjara. Agar kita punya waktu yang lebih banyak mendekat padaNya dengan menghafal Qur'an.

----------------------


Subhanallah.. kisah ini rasanya 'jleb' banget dan langsung menyentil hati aku, khususnya dikondisi yang sekarang aku alami ini. Ya!! Inilah saat dimana Allah sedang memasukkan aku kedalam sebuah 'penjara' agar aku punya waktu lebih untuk mendekat kepada-Nya.. Pertanyaannya. Bisakah aku memanfaatkan karunia yang diberikan Allah ini sebaik yang Dr. Shadiq Shouro mampu lakukan?

Maha Suci Allah.. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

*dan message dari temanku ini pun sukses membangunkanku dari tempat tidur ^_^
Continue reading...

Kamis, 06 Maret 2014

Lagi Males, tapii...


Sebenernya hasil ct-scan thorax dan abdomen waktu itu memperlihatkan kalau di paru-paru aku ada bercak-bercak putih yang dikhawatirkan kalau itu merupakan penyebarandari sel kanker di kaki (katanya sih bisa juga bekas infeksi paru-paru lain kayak bekas bronkhitis waktu aku kecil). Nah.. makanya untuk mengambil jalan amannya, sehabis operasi kemarin, dokter menyarankan aku untuk menjalani terapi lanjutan. Selain menjalani radiasi untuk membersihkan sel-sel yang mungkin masih tertinggal pasca operasi, dokter juga menyarankan aku untuk menjalani kemoterapi.

Kalau radiasi sih oke.. Soalnya kan radiasi ga sakit (dan ga perlu disuntik-suntik), terus sifatnya lokal lagi, jadi efek merusaknya minimal lah menurut aku. Walaupun katanya tetep ada efek samping yang mirip-mirip kayak kemo, tapi itu tergantung pada bagian yang di sinar. Kalo di kepala mungkin bisa bikin botak juga, di perut mungkin bisa bikin mual juga, tapi karena aku di kaki, alhamdulillah sampe radiasi ke-12 sekarang pun aku ga merasakan efek samping yang berarti kecuali permukaan kulit yang terkena radiasi menjadi menghitam (but it's no matter for me).

Tapi kalo kemoterapi... haduuh aku mikir-mikir banget deehh.. soalnya kemoterapi itu kan obat keras yang begitu dimasukin langsung menyebar ke seluruh tubuh. Efek sampingnya diborong semua mulai dari rambut rontok, mual, bikin tulang keropos, dll.. Sempet juga baca kalo sebenernya kemoterapi tuh malah merusak tubuh kita, dan bikin sistem kekebalan tubuh kita drop yang bisa bikin kita justru lebih rentan buat kena kanker lagi.

Pokoknya ada segudang berita miring tentang kemo yang bikin kemo tuh jadi option terakhir aja deh dan bakal aku jalanin kalo emang udah ga ada jalan lain. Dari awal pun aku dan keluargaku emang udah memutuskan untuk menghindari kemo, dan memilih untuk menjalani pengobatan alternatif. Apalagi sampai saat ini aku masih merasa badanku sehat, dan masih berharap kalaupun yang diparu-paru itu sel kanker, tapi karena induknya sudah ga ada (udah di operasi), maka sel-sel tersebut udah jauh lebih lemah dan bisa digempur oleh sistem kekebalan tubuhku sendiri dengan bantuan makanan yang bernutrisi dan bantuan pengobatan-pengobatan alternatif lain.

Dulu, sebelum aku operasi, di asrama aku dibekali banyak banget obat-obatan herbal. mulai dari yang diseduh sampe kapsul. Semuanya berlabelkan 'obat kanker'. pernah juga ibuku pergi ke seorang dokter yang beralih menjadi herbalist dan membuatku harus meminum sekitar 20-an kapsul tiap hari. Pun ga semua herbal bersifat ramah sama tubuhku, ada obat herbal yang mungkin kurang cocok sama tubuhku jadi tiap diminum selalu bikin meriang, bahkan terakhir membuat jantungku berdebar-debar dan keringet dingin. Akhirnya obat itu pun di stop.

Meskipun begitu, dulu aku rajin banget tuh menjalankankan semua nasihat ibu aku. Aku paksa-paksain minum obat herbal yang bejibun itu walaupun perut jadi kembung (aku ga begitu bisa minum obat, walhasil sekali minum obat bisa ngabisin 2 mug besar air) dan bikin meriang-meriang ga jelas. Aku juga rutin pake rompi anti kanker dari Prof.Warsito 2 x 6 jam tiap hari.. Walaupun kadang-kadang bikin gerah pas ngampus dan ga nyaman pas tidur. 
 
Tapi setelah operasi ini kok rasanya semangat aku jadi kendor gitu ya. Rasanya tuh malees banget minum obat-obat herbal itu. Mungkin akumulasi antara merasa tenang karena udah dioperasi, terus capek, dan bosen kali ya. Yang masih rutin aku minum cuma herbal cina yang buat menjaga stamina dan jumlah hemoglobin yang bentuknya cair dan rasanya ga buruk-buruk amat. Rompi dari Prof. Warsito pun udah nyaris ga pernah aku sentuh.. Aduuh parah lah.. padahalkan aku mau menghindari kemo.. aturan ga boleh kendor gini ya.. T_T

Tapi aku pun merasa sekarang ini ibuku juga ga terlalu menuntut aku seperti dulu (perasaan aku aja sih). paling kalo malem-malem aja masih suka dibikinin 'jamu' ( itu sebenernya obat herbal yang dilepas kapsulnya dan diaduk air, salah satu solusi biar ga kembung minumnya, walaupun rasanya jadi.. huek!). Tapi kadang-kadang ibu aku pun suka lupa dan aku juga tidak berusaha untuk mengingat (parah..). Yahh.. mungkin ibu aku mikirnya sekarang fokus ke radiasi dulu aja lahh.. Karena bagaimana pun kan radiasi juga merupakan proses yang berat buat tubuh aku, dan butuh stamina yang kuat biar hemoglobinnya ga turun. Jadi mungkin untuk sekarang ini aku bisa sedikit 'beristirahat'.. hehe..

Yang penting kata ibuku harus jaga makanaaan.. makan yang banyak dan bergizi.. Biar sistem kekebalan tubuh kuat terus bisa menghajar semua sel kanker yang tersisa. Dengan begitu Insya Allah ga perlu kemoo.. Yuhuu~




Continue reading...

Senin, 03 Maret 2014

Belajar Pertanian di ITB?? Kenapa Enggak??


Selama ini paling males kalo ada yang nanya jurusan aku kuliah.. Bukan apa-apa. Soalnya pertanyaan itu ga cukup dijawab cuma sekali..

X : Kuliah dimana mba??
Aku : itebe
X : Jurusan Apa?
Aku : Rekayasa Pertanian
X : (mukanya langsung bingung) Ohh.. di ipeeebe yaa??
Aku : Bukan..bukan.. iteeebe.. yang di Bandung
X : Ohh.. iteeebe.. hehe.. kok ga ngambil di ipeeebe aja mba??
Aku : (cuma bisa meringis)

Emang kalo mau belajar pertanian harus di ipebe apaaahh?? Emang kenapa kalo di iteebee.. -____-

Emang masih banyak orang yang mengidentikkan ITB dengan jurusan-jurusan teknik saja (walaupun jurusanku sebenernya masuk rumpun teknik juga siih), begitu pun aku waktu dulu masih galau mau masuk jurusan apa. Yahh.. mungkin gara-gara ada embel-embel 'Teknologi' di tengah namanya. Maka akupun sukses ga pernah sekalipun melirik ITB untuk masuk daftar universitas yang akan aku pilih nanti. Ga ada minat sama sekali masuk jurusan teknik soalnya. Aku lebih suka dengan segala sesuatu yang lebih berbau-bau sains.

Dulu pun otakku selalu terpaku untuk memilih UI. Soalnya UI deket rumah siiih. Kan ga perlu capek-capek ngekos. Selain itu, emang sebagian besar kakak kelasku pada masuk UI. Apalagi sampai ibuku pun akhirnya memakai almamater kuning itu, tepat pada saat aku kelas 3 SMA. menantang sekali! Semakin saja aku bagaikan memakai kacamata kuda untuk memilih UI sebagai calon universitasku nanti. Walaupun saat itu aku pun ga tau mau masuk jurusan apa di UI. belum ada yang srek di hati. Tapi yang penting UI dulu lahh..

Beberapa teman dekatku waktu itu udah mulai membujuk-bujukku buat masuk ITB. Dengan segala bujuk rayuan mulai dari enaknya cuaca di Bandung, kulinernya, banyak tempat jalan-jalan, dan lain sebagainya.. Sebenernya saat itu udah mulai tuuh tertarik untuk masuk ITB. Apalagi ketika temenku mengiming-imingi asiknya kalo kita semua keterima di ITB terus bisa ngontrak bareng.. Aduuh seru banget ngebayanginnya. Namun, lagi-lagi, aku sama sekali ga punya ketertarikan sama jurusan teknik. Dan akupun akhirnya hanya bisa memendam angan-angan untuk ngontrak bareng tersebut.

Masih bingung mau milih jurusan apa di UI. Akhirnya ikut bedah kampus UI. Waktu itu udah ada beberapa jurusan yang aku bidik, anata lain FKM (Fakultas Kesehatan Masyarakat) dan Bioproses. Harapan waktu itu bisa menambah wawasan tentang jurusan-jurusan itu, dan akhirnya bisa memantapkan hati untuk bisa memilih salah satu dari jurusan-jurusan tersebut. Namun sayangnya, sehabis ikut BKUI, bukannya kemantapan yang aku dapat, kok justru aku malah menemukan ketidakminatanku pada kedua jurusan tersebut ya.. Dan galau ku pun berlanjut lagii..

Hingga akhirnya aku mendapatkan sebuah berita bahwa ITB membuka dua jurusan baru, yaitu Rekayasa Pertanian, dan Rekayasa Kehutanan.. Tiba-tiba aja pikiranku langsung cerah.. Akhirnya aku menemukan minatku, yaitu di bidang pertanian. Walaupun selama ini ga begitu tertarik sama hal-hal berbau tanaman, tapi entah kenapa tiba-tiba hal tersebut seakan terlupakan olehku. Akhirnya aku pun genap untuk memilih Rekayasa Pertanian sebagai jurusanku.. :)

Rekayasa Pertanian itu merupakan jurusan yang berada didalam SITH (Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati). SITH sendiri terdiri dari SITH Sains (yang berbasis sains) dan SITH Rekayasa (yang berbasis teknik). Awal mulanya aku sendiri pun belum begitu yakin, apa beda dari jurusan ini dengan jurusan pertanian di universitas atau institut lain. Tapi karena embel-embel teknik, dan bahkan gelar yang akan di dapat pun nanti adalah S.T (Sarjana Teknik), maka aku yakin pasti ada sesuatu yang lebih, yang berbeda pada jurusan ini.

dan memang seperti itulah.. Menurut dosen yang mengajarku, jurusanku ini memang berbeda. Jika pada jurusan pertanian lain, biasanya akan dijurus-juruskan lagi pada bidang yang lebih spesifik seperti ilmu tanah, ilmu tentang hama, dll (maaf ga begitu ngerti), maka kami sebagai mahasiswa Rekayasa Pertanian dituntut untuk menguasai semua bidang tersebut. Mulai dari cara menanam, pengetahuan tentang keilmuan tanahnya, hama, nutrisi, dan lain sebagainya. Menguasai, bukan mendalami. karena kita dituntut untuk membuat sebuah sistem pertanian, dan tidak mungkin bisa membuat sistem pertanian kalau hanya menguasai satu bidang saja. Adapun keberjalanannya, nanti bisa bekerja sama dengan orang-orang yang ahli di bidang masing-masing. Itulah yang kutangkap dari jurusanku ini..

Intinya, semakin aku mengenal dan mendalami jurusanku ini, dan aku pun semakin mencintai jurusanku. Meski harus bersusah payah karena emang ga punya pengalaman sama sekali tentang yang namanya tanam-menanam (maklum anak kota.. hehe), tapi semangat itu ada. Dan itu yang terpenting kan?? Beberapa guyonan dari teman-teman yang mengatakan bahwa kita sedang dididik untuk menjadi avatar, karena harus menguasai semua elemen. hehe..

Kalau ada yang bilang, "Kalau mau menguasai dunia, maka kuasailah makanan.." (hehe.. ada ga sih yang bilang begitu??). Nah aku setuju banget tuuh.. karena memang semua orang butuh makan, dan kebutuhan tersebut tidak akan pernah tergeser zaman. kalau makanan cukup, nutrisi pun cukup, maka akan muncullah generasi-generasi yang cermelang dan sehat.

Tapi bukan berarti aku mau menguasai dunia ya.. Cita-citaku sederhana kok. Aku kan perempuan. Dan kedepannya aku ingin bekerja di rumah. Bayangkan jika kita mampu mengepulkan dapur rumah sendiri tanpa harus beli-beli di pasar. Hasil menanam sendiri yang sudah pasti lebih sehat dan bebas pemakaian bahan-bahan kimia sintetik. Syukur-syukur bisa dibuat bisnis skala rumah tangga.. Ahh.. indahnya.. Karena itu, aku tertarik dengan bidang pertanian non-lahan. Karena hal tersebut kelak dapat ku praktekkan di rumah. Pun kedepannya pasti akan semakin sulit menemukan lahan yang bisa digunakan untuk bertani. Semoga cita-cita sederhanaku ini bisa terwujud.. Amiiin.. :))







Continue reading...

Minggu, 02 Maret 2014

JKN..


Udah pada tau lah ya.. apa itu JKN..  Setelah searching di google secara random akhirnya aku pun menarik kesimpulan kalau itu tuh kayak semacam bentuk pelayanan dari pemerintah yang memungkinkan seluruh rakyatnya (tentunya yang udah daftar jadi anggota JKN) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dan layanan kali ini pun bisa dinikmati oleh semua golongan, mau miskin, kaya, PNS, non-PNS, siapapun bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis 100%, yang bisa didapatkan dirumah sakit-rumah sakit pemerintah maupun swasta yang telah bekerja sama dengan BPJS. Tidak hanya itu iuran yang diberlakukan pada setiap anggota JKN pun tidaklah sama, tergantung pada kemampuan masing-masing anggota, bahkan jika benar-benar tidak mampu pun tidak perlu membayar iuran. Hmmm... membacanya benar-benar membuat hati menjadi sumringah.

Tapi, tunggu dulu.. Setelah searching lebih lanjut dan masuklah pada situs-situs berita online dan kaskus (hehe...), kok justru yang banyak didapat malah keluhan keluhan ya? Tentang prosedur pelayanannya yang super ribet, pelayanan yang kurang baik, yang dinilai berbeda dan diskriminasi dibandingkan dengan pelayanan medis non-JKN dan segudang keluh kesah lainnya. Waduuhh.. sangat khas Indonesia.. Dimana sebuah kebijakan yang di muka terlihat begitu indah dan manis ternyata dibuntuti dengan serangkaian keluh kesah dan makian. hehe..

Aku pun sempat menjadi salah seorang yang sempat mencak-mencak sendiri dengan adanya kondisi seperti diatas. Apalagi disaat aku diberi kesempatan untuk merasakan sendiri perbedaan atmosfer menjadi peserta JKN dan tidak.

Singkat cerita, hal tersebut aku alami pada saat itu aku sedang mengurus segala kepentinganku untuk operasi. Awalnya, karena ibuku PNS dan memiliki fasilitas askes (yang sekarang dialihkan ke JKN) makapada mulanya kami sekeluarga memutuskan untuk menggunakan fasilitas tersebut. dengan modal sedikit kesabaran kami pun mulai menjalani serangkaian prosedur untuk mendapatkan fasilitas tersebut, mulai dari mengurus surat rekomendasi dari puskesmas, dan lain sebagainya. Aku ga mau cerita panjang lebar mengenai hal ini, namun sebuah kesimpulan yang sangat bisa ditarik adalah memang prosedurnya itu super ribet. Selain itu, yang bikin ga tahan lagi adalah antriannya yang super panjang yang membuat orangtuaku yang ga punya banyak waktu karena kedua-duanya bekerja pun akhirnya mengurungkan niat untuk memakai fasilitas tersebut.

Dan mau ga mau aku pun menjadi maklum. Melihat jumlah peserta JKN yang begitu banyak di rumah sakit, ditengah fasilitas yang tentunya terbatas, pantas saja pelayanan menjadi terasa tidak nyaman. bayangkan saja, untuk mengantri saja bisa memakan waktu seharian, berjejalan di sebuah ruangan yang penuh manusia, bahkan bisa sampai tidak mendapat kursi untuk sekedar duduk menunggu. Berada di suasana seperti itu saja sudah sukses menghancurkan moodku. Dan aku pun membayangkan bagaimana rasanya menjadi suster-suster disana yang harus menghadapi kondisi seperti ini setiap hari. Mungkin kita harus bisa lebih memahami jika terkadang mereka tidak seramah suster-suster di kelas-kelas yang berbayar.

Selain itu, coba bayangkan jika peserta JKN tidak diwajibkan untuk mendapatkan surat rujukan dari puskesmas. Tentu pasien yang datang ke rumah sakit bisa menjadi lebih banyak lagi.. Setidaknya dengan adanya prosedur tersebut, pasien-pasien yang masih bisa ditangani di puskesmas tak perlu pergi ke rumah sakit, sehingga yang pergi ke rumah sakit benar-benar pasien yang membutuhkan penanganan lebih.

Yahh.. Itu semua hanyalah sebagian pendapatku saja. Tentu setiap orang punya pendapat masing-masing. Namun yang ingin aku sampaikan sebenarnya adalah untuk berpikir positif. Karena yang namanya kebijakan pasti ada sisi positif dan negatifnya. Bagaimanapun juga kita ga bisa menampikkan berapa banyak nyawa yang terselamatkan berkat adanya JKN ini kan?? Walaupun memerlukan kesabaran ekstra dan perjuangan lebih untuk mendapatkannya. Tapi inilah perjuangan hidup. Merasa tidak adil?? Ya memang dunia ini tempat segala ketidakadilan. Nanti di akhirat lah kita akan merasakan keadilan yang sebenar-benarnya.

Menjadi orang tak mampu memang bukan pilihan. Siapa yang mau terlahir miskin? Semuanya mungkin akan terasa lebih berat, apalagi di sebuah negeri yang hampir semua pelayanannya diberikan berdasarkan seberapa mampu kita membayar. Dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa. Namun toh Allah Maha Adil bukan. Ketika di dunia mereka harus bersabar dan dinomorduakan, maka di akhirat nanti mereka lah yang akan mendapatkan prioritas untuk masuk surga terlebih dahulu.

Aku pernah baca hadist seperti ini:

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Orang-orang fakir akan masuk surga lebih dahulu daripada orang-orang kaya, selama setengah hari akhirat, yaitu 500 tahun.” (HR Turmudzi)

Wooow.. Jika untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mereka mungkin harus mengantri seharian, bahkan berminggu-minggu, namun kelak mereka akan menikmati keindahan surga 500 tahun lebih dulu. Yaa.. tentu saja dengan catatan mereka beriman dan taat kepada Allah serta bersabar dan ridha dengan kemiskinannya. Tapi siapa yang tak mau untuk menikmati surga lebih dulu?? ^^


Continue reading...

Sabtu, 01 Maret 2014

Weekend with a Different Taste


Weekend itu merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh hampir seluruh manusia didunia.. iya ga sih?? karena pada hari-hari tersebut hampir semua orang bisa terbebas dari tuntutan rutinitas sehari-hari dan bisa punya kesempatan untuk menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, atau sekedar berkumpul dengan keluarga ata teman-teman.

Dan akupun juga termasuk diantara orang-orang yang amat menyukai weekend. Apalagi pas awal-awalmasuk kuliah. Posisi tempat kuliah yang nanggung, ga jauh-jauh amat ga deket-deket amat (yahh.. jakarta-bandung jaman sekarang bisa masuk kategori deket kali ya.. :P), membuat saat-saat weekend bisa jadi momen yang pas buat mudik ke rumah. lumayan kan walaupun cuma bisa menikmati 1 hari full di hari sabtu, tapi cukup buat mengobati homesick setelah seminggu merasakan kehidupan anak kos yang keras.. T_T

Tapi seperti yang disebut di awal-awal tadi, nikmatnya weekend pastinya tidak dinikmati oleh semua orang. contohnya aja nih... buat orang yang dinas kerjanya emang pas weekend, atau buat orang-orang pengangguran yang rasa-rasanya tiap hari tuh rasanya sama aja, seperti aku ini. Yahh.. setidaknya weekend milikku masih punya keistimewaan lahh.. Soalnya pas weekend aku libur radiasi.. Tapi berhubung aku ga begitu bermasalah sama radiasi (bahkan radiasi itu kesempatan aku jalan-jalan), otomatis aku pun ga begitu menantikan saat-saat weekend.

For the first time in foreveeeerr~   (Frozen mode on)

Bahkan aku perhatikan belakangan minggu ini kok tiap malem weekend (jumat malem maksudnya) perasaan aku suka ga enak ya.. Bukan gara-gara jumat kliwon atau apa lohh.. Tapi tiba-tiba aja perasaan jadi galau gitu.. kesel, sedih, marah pokoknya aduk-aduk gitu deh.. Ga tau kenapa. Ibu aku suka meratiin kegelisahanku itu, terus nanyain cica kenapa. Aku bilang kalo aku lagi bad mood. Tapi kok bad mood kok terjadwal gitu ya?

Nah.. ternyata, ibuku pun meluncurkan sebuah jawaban yang cukup rasional. Tiap weekend sodara kembarku, yang sejurusan denganku, pulang ke rumah, yang otomatis membawa seabrek tugas-tugas laporan dan jurnal. dan hal itu kayaknya cukup membawa atmosfer perkuliahan di rumah. Hal itu juga jadi mengingatkan aku kalau aku tuh lagi cuti, sedangkan mungkin secara ga sadar aku masih belum mengikhlaskan keputusan cutiku ini.. Huwee.. Kenapa sulit sekali untuk ikhlas.. Dan aku pun seketika merasa menjadi orang yang kurang beriman.. Ya iya lah.. Orang beriman kan harus ikhlas menerima semua takdir-Nya.

Okay, It's time to learn..

Nambah lagi satu hikmah dari takdir yang kujalani ini. Aku harus belajar untuk lebih ikhlas. Karena pada hakikatnya semua itu milik Allah kan. Harta, kepandaian, kesehatan semuanya milik Allah. Kita hanya dipinjami saja. Kalau pun sewaktu-waktu ingin Allah cabut, ya jelas itu hak Allah, dan kita ga punya hak untuk menolaknya.

Tapi menjalani memang lebih sulit daripada sekedar berbicara. Karena itu, mungkin tidak salah kalau kita bersedih atas kehilangan sesuatu yang kita cintai. Asalkan sedihnya jangan berkelanjutan bahkan sampai membuat kita berputus asa. Naudzubillahi min dzalik.. Semoga Allah melindungiku dari rasa putus asa.

"...Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d : 28).

Continue reading...

Rabu, 26 Februari 2014

Today's Morning Reflection


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." (QS. Al Baqarah : 286)

Selama ini, aku selalu menganggap bahwa 'beban' yang dimaksud pada surat diatas adalah berupa penderitaan, kesedihan, dan segala macam kesulitan hidup. Padahal tidak! 'beban' yang dimaksud ayat diatas adalah cobaan. Sedangkan cobaan sendiri terdiri dari 2 macam bukan? yaitu cobaan berupa kesenangan dan kesedihan. Dan Allah Maha Mengetahui, mana diantara 2 cobaan tersebut yang sanggup untuk diemban masing-masing hamba-Nya.

Ketika melihat seorang saudara yang terlihat begitu sukses. Cermelang di akademik, aktif di organisasi, namun tetap taat dan rajin dalam ibadah. Itulah cobaan yang diberikan Allah kepadanya. Dimana ia harus berusaha mati-matian di sela-sela waktunya yang sempit untuk tetap beribadah kepada Allah, karena itulah tugas utama manusia di dunia. Ia juga harus senantiasa menjaga hatinya agar senantiasa bersyukur dan jangan sampai ada setitik pun rasa sombong di hatinya yang nantinya malah akan membawanya pada malapetaka. Dan semua hal itu bukanlah hal yang mudah.. Ketika ia mampu mengatasi itu semua, maka berarti ia telah sukses menghadapi cobaannya tersebut.

Begitu pun ketika melihat saudara yang ditimpa kesulitan, baik di bidang ekonomi, kesehatan, akademik, dan lain sebagainya. Itu juga merupakan cobaan yang dipilihkan Allah untuknya. Jika ia bisa bersabar menghadapinya, tetap optimis dan yakin kepada Allah, dan menjadikan kesulitan yang dihadapinya sebagai cambuk untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, maka ia pun telah sukses menghadapi cobaan tersebut.

Dan sekali lagi.. aku merasakan kasih sayang Allah yang begitu luas tak terbatas. Dulu, semua hal yang aku jalani terasa begitu mudah dan mulus. Hampir-hampir setiap apa yang aku inginkan dan doakan terkabul. Dan itulah cobaan yang Allah pilihkan untukku. Hanya saja seiring dengan banyaknya doa-doa yang terkabul, maka semakin sibuklah diriku untuk terus mengejar mimpi-mimpiku, dan semakin sempitlah waktu yang kumiliki. Bahkan sampailah pada sebuah titik dimana semangat ibadahku mulai turun, bahkan nyaris hanya mengerjakan ibadah-ibadah wajib saja.

Dan Allah kembali mengabulkan doaku. ketika setiap sholat aku berdoa agar senantiasa menjagaku, dan membimbingku agar tak tersesat di hiruk-pikuknya dunia. Inilah jawaban yang Allah berikan padaku. Sebuah kondisi dimana aku merasa seolah-olah di'rem' dari segala kesibukan duniawiku. Sehingga aku memiliki waktu yang amat luas untuk kembali merenungi apa yang telah kuperbuat selama ini. Dan itu membuatku malu, sekaligus bersyukur. Karena justru pada kondisi seperti inilah yang jauh lebih mudah bagiku untuk terus mengingat-Nya..

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar Rahman : 13)

Saat ini telah Allah berikan waktu yang begitu luas dan kemudahan yang begitu besar. Dan kembali lagi pada diriku sendiri, apa yang akan aku lakukan dengan waktu-waktu luangku? Ahhh.. jangan sampai kembali kusia-siakan karunia yang telah Allah berikan padaku ini.. Keep Hamasah..!! Fighting..!!

Dan akhirnya pun teringat pada sabda Rasulullah SAW:

"Sangat mengagumkan keadaan orang mu'min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi orang mu'min. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar." (H.R. Muslim)

Hopefully I can be a real mu'min..
Rasulullah SAW bersabda :

“Sangat mengagumkan keadaan orang mu’min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi seorang mu’min. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar.” (H.R. Muslim) - See more at: http://duniainfodantips.blogspot.com/2012/05/dua-macam-cobaan-dan-ujian.html#sthash.7P2hQbD1.dpuf
Rasulullah SAW bersabda :

“Sangat mengagumkan keadaan orang mu’min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi seorang mu’min. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar.” (H.R. Muslim) - See more at: http://duniainfodantips.blogspot.com/2012/05/dua-macam-cobaan-dan-ujian.html#sthash.7P2hQbD1.dpuf
Rasulullah SAW bersabda :

“Sangat mengagumkan keadaan orang mu’min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi seorang mu’min. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar.” (H.R. Muslim) - See more at: http://duniainfodantips.blogspot.com/2012/05/dua-macam-cobaan-dan-ujian.html#sthash.7P2hQbD1.dpuf
Continue reading...

Minggu, 23 Februari 2014

Life is Never Flat part 3


Hihihi... udah kayak donlot film aja niih sampe part 3. abis panjang banget siiih ceritanya.. Yaudah lanjut aja yaa :)

Karena posisi aku yang jauh dari Ibukota (rumah maksudnya) hehe.. maka  orang tuaku lah yang akhirnya mondar-mandir ke beberapa rumah sakit untuk mengonsultasikan penyakitku ini, termasuk akhirnya bertemu dan berkonsultasi dengan dokter Yogi. Singkat cerita, dokter Yogi menyarankan agar aku di biopsi dulu, untuk memastikan apakah tumor ini merupakan tumor jinak atau tumor ganas / kanker. Biopsi itu akan dilakukan di RS. Sahid Sahirman, karena kalau di RSCM pasti antrinya lama, dan ayah aku ingin biopsi itu secepatnya dilakukan.

Jadilah kamis malam itu juga aku di jemput oleh ayahku dan seorang supir untuk pulang. Keesokan harinya, aku dan ibuku ikut ke kantor ayahku untuk cek darah di laboratorium Prodia yang lokasinya ga jauh dari kantor ayahku. Glek! sebenernya takut sih mau disuntik. Tapi jaim laahh.. masa udah gede masih nangis mau di suntik. Hasil darah itu nanti yang akan menentukan aku bisa atau ga untuk menjalani biopsi karena katanya nanti pas di biopsi bakal di bius total. Haduuuhh... akhirnya.. ketemu juga sama hal-hal yang berhubungan dengan operasi-operasian.. bius-biusan.. T_T

Lalu malamnya kami langsung menuju RS. Sahid Sahirman karena biopsinya akan dilaksanakan besok siang. Sepanjang perjalanan mataku takjub melihat lampu-lampu dan gedung-gedung tinggi yang berjejer di kanan dan kiri jalan. Bagiku jalan di jalanan-jalanan di pusat Ibukota merupakan sebuah wisata tersendiri. Apalagi di malam hari. Indah banget yaa.. Ga kalah sama permandangan di daerah wisata lain seperti puncak atau pantai. Apalagi kalau tidak macet seperti malem ini.

Sedang asyik-asyiknya melihat pemandangan dari balik jendela mobil, tiba-tiba mobil kami berbelok dan sampailah kami di kompleks Sahid Sahirman yang ternyata isinya bukan hanya rumah sakit saja, tetapi juga ada apartemen, dan beberapa gedung lain yang aku ga begitu tau itu gedung apa. hehe.. Dan... WOW.. lagi-lagi aku pun terkagum-kagum dengan bentuk rumah sakitnya yang ga seperti rumah sakit pada umumnya, tapi kalo aku bilang lebih mirip hotel (berasa udik banget dehh..). Dengan sedikit canggung aku duduk di soffa di lobby sambil menunggu suster yang sedang mengurus kamar yang aku tempati. Tak lama kemudian sang suster kembali dan mengantarkan kami ke lift yang menuju ke kamar tempat aku akan dirawat di lantaiiii... hmm... oke aku lupa. Pokoknya cukup tinggi sehingga dengan cukup beruntung aku bisa mendapatkan view indah.

Rasanya malam itu aku ga bisa tidur, Antara sayang untuk melewati keindahan city at night, juga karena gugup karena besok adalah pengalaman pertamaku memasuki kamar operasi. Malam itu juga kami dikunjungi dokter anestesi yang menjelaskan prosedur anestesi besok. Sebenarnya dalam biopsi ini bisa saja digunakan bius lokal, tetapi karena lokasinya yang cukup dalam dan dekat dengan tulang, maka dikhawatirkan akan meninbulkan nyeri yang tidak tercover dengan bius lokal. dalam hati aku bersyukur, karena walau pun bius total resikonya lebih tinggi, tapi aku ga bisa ngebayangin seberapa tegangnya aku berada di ruang operasi selama hampir 2 jam dalam keadaan sadar! Huaahh.. Mendingan ga sadar aja dehh..

Keesokan harinya, perutku mulai mulas karena tegang. Tinggal beberapa jam menuju saat eksekusi! Lagi mati-matian menahan rasa tegang, ayahku malah meledekku dengan beberapa kali bilang pada suster-suster yang datang, "Sus, ini anaknya takut niih.. tegang.." I know he just wants to comfort me, but it makes me embarrassed. Apalagi pas ngomongnya waktu ada dokter Yogi dan ini merupakan pertemuan pertamaku dengan dokter Yogi. dokter Yogi cuma bilang, "ga papa kok, ga akan berasa apa-apa." Dan ledekkan itu pun akhirnya sukses membuat aku menitikkan air mata. Semoga aja ga ada yang nyadar..

Bagaimana pun aku kan tau kalo biopsi itu ga seheboh operasi-opersai lainnya. Cuma diambil jaringannya sedikit untuk kemudian diperiksakan di lab. Luka yang dihasilkan pun ga lebih dari ditusuk pake paku (oke ini serem). Makanya berasa cemen banget ga sih kalo ketahuan takut bin tegang cuma gara-gara biopsi.. Tapi kan tetep aja, kalo udah takut mau gimana lagi. Jangankan biopsi, disuntik aja aku takut!

Dan saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Setelah sebelumnya tanganku di infus, kemudian sekitar pukul 14.00 WIB suster pun datang dan mendorong tempat tidurku menuju ruang operasi. Saat itu aku udah sedikit tenang, walau ujung-ujung jari masih keringat dingin. Dalam hati aku terus berdzikir, semoga semuanya berjalan dengan lancar. Sempat teringat beberapa cerita ibu mengenai keadaannya saat operasi caesar. Walaupun cuma bius lokal,tapi masa pemulihannya sungguh berat dan menyiksa. menggiggil kedinginan, mual-mual, bahkan suara orang yang sedang berbicara pun terdengar sangat menyiksa. Cepat-cepat kuhapus ingatan itu dari pikiranku. Bagaimanapun reaksi itu kan berbeda-beda pada tiap orang, tergantung dengan kondisi kesehatan tiap orang. Lagipula hasil cek darahku kemarin bagus kok.. semuanya berada pada range normal. Pasti keadaanku nanti ga bakal sampe segitunya. Amiin..

Kedua orangtuaku hanya boleh menemaniku sampai di depan ruang operasi. Setelah mengganti baju dengan baju operasi, akupun mulai masuk ke ruang operasi. Suasana ruang operasi yang sangat dingin membuatku semakin mulas dan tegang. Pertama-tama aku harus pindah dari tenpat tidur yang tadi digunakan untuk mendorongku ke ruang operasi kesebuah tempat tidur lain yang nantinya akan menjadi tempat operasiku. Lalu, tim dokter pun mulai berdatangan. Obat bius pun mulai disuntikkan melalui selang infusku.

Hal yang terakhir aku ingat adalah ketika doker Yogi sedang mengajakku mengobrol di ruang operasi. Tiba-tiba aja aku sudah dibangunkan. Sayup-sayup kulihat jam di dinding, pukul 5 sore. Berarti udah 3 jam yaa aku tertidur. Lalu aku pun bersiap-siap hati untuk merasakan efek-efek pasca pembiusan.. 1 menit...2 menit... 3 meniiit.. Alhamdulillah... aku ga merasakan apapun.. rasanya cuma kayak habis bangun tidur. Hanya saja kakiku rasanya kaku banget, jadi agak susah buat jalan. Jadinya aku shalat ashar diatas tempat tidur dehh..

Kemudian akupun memutuskan untuk izin kuliah selama seminggu.. kakiku benar-benar kaku dan sulit untuk digerakkan. Apalagi untuk naik tangga. Setelah aku masuk pun aku memutuskan untuk pindah ke kamar asrama yang ada di lantai 2 (sebelumnya aku di lantai 3) agar tidak terlalu banyak bergerak. Pakde ku pun sampai rela cuti dari pekerjaannya dan ngekos di Nangor agar bisa bolak-balik mengantarku dari asrama menuju gedung kuliah. Aku emang ga boleh banyak bergerak, karena khawatir akan memicu tumorku bertambah besar.

Dan, setelah beberapa minggu hasil biopsiku pun keluar. Ternyata benar dugaan dokter Yogi sebelumnya. Aku bukan terkena Schwannoma melainkan Rhabdomyosarcoma alias kanker jaringan lunak. Tapi alhamdulillah kenanya di kaki jadi memungkinkan untuk dioperasi. Sekarang pun aku sedang menjalani radioterapi untuk memastikan tidak ada lagi sisa-sisa sel kanker yang tertinggal setelah operasi.. and this is the reason why I have to leave this semester. Aku ga punya pilihan karena jadwal radioterapi itu tiap hari dari senin sampe jumat. Bismillah.. semoga semua berjalan dengan lancar.. :)







Continue reading...
 

Pieces of Life Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
and web hosting