Weekend itu merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu oleh hampir seluruh manusia didunia.. iya ga sih?? karena pada hari-hari tersebut hampir semua orang bisa terbebas dari tuntutan rutinitas sehari-hari dan bisa punya kesempatan untuk menghabiskan waktu untuk bersenang-senang, atau sekedar berkumpul dengan keluarga ata teman-teman.
Dan akupun juga termasuk diantara orang-orang yang amat menyukai weekend. Apalagi pas awal-awalmasuk kuliah. Posisi tempat kuliah yang nanggung, ga jauh-jauh amat ga deket-deket amat (yahh.. jakarta-bandung jaman sekarang bisa masuk kategori deket kali ya.. :P), membuat saat-saat weekend bisa jadi momen yang pas buat mudik ke rumah. lumayan kan walaupun cuma bisa menikmati 1 hari full di hari sabtu, tapi cukup buat mengobati homesick setelah seminggu merasakan kehidupan anak kos yang keras.. T_T
Tapi seperti yang disebut di awal-awal tadi, nikmatnya weekend pastinya tidak dinikmati oleh semua orang. contohnya aja nih... buat orang yang dinas kerjanya emang pas weekend, atau buat orang-orang pengangguran yang rasa-rasanya tiap hari tuh rasanya sama aja, seperti aku ini. Yahh.. setidaknya weekend milikku masih punya keistimewaan lahh.. Soalnya pas weekend aku libur radiasi.. Tapi berhubung aku ga begitu bermasalah sama radiasi (bahkan radiasi itu kesempatan aku jalan-jalan), otomatis aku pun ga begitu menantikan saat-saat weekend.
For the first time in foreveeeerr~ (Frozen mode on)
Bahkan aku perhatikan belakangan minggu ini kok tiap malem weekend (jumat malem maksudnya) perasaan aku suka ga enak ya.. Bukan gara-gara jumat kliwon atau apa lohh.. Tapi tiba-tiba aja perasaan jadi galau gitu.. kesel, sedih, marah pokoknya aduk-aduk gitu deh.. Ga tau kenapa. Ibu aku suka meratiin kegelisahanku itu, terus nanyain cica kenapa. Aku bilang kalo aku lagi bad mood. Tapi kok bad mood kok terjadwal gitu ya?
Nah.. ternyata, ibuku pun meluncurkan sebuah jawaban yang cukup rasional. Tiap weekend sodara kembarku, yang sejurusan denganku, pulang ke rumah, yang otomatis membawa seabrek tugas-tugas laporan dan jurnal. dan hal itu kayaknya cukup membawa atmosfer perkuliahan di rumah. Hal itu juga jadi mengingatkan aku kalau aku tuh lagi cuti, sedangkan mungkin secara ga sadar aku masih belum mengikhlaskan keputusan cutiku ini.. Huwee.. Kenapa sulit sekali untuk ikhlas.. Dan aku pun seketika merasa menjadi orang yang kurang beriman.. Ya iya lah.. Orang beriman kan harus ikhlas menerima semua takdir-Nya.
Okay, It's time to learn..
Nambah lagi satu hikmah dari takdir yang kujalani ini. Aku harus belajar untuk lebih ikhlas. Karena pada hakikatnya semua itu milik Allah kan. Harta, kepandaian, kesehatan semuanya milik Allah. Kita hanya dipinjami saja. Kalau pun sewaktu-waktu ingin Allah cabut, ya jelas itu hak Allah, dan kita ga punya hak untuk menolaknya.
Tapi menjalani memang lebih sulit daripada sekedar berbicara. Karena itu, mungkin tidak salah kalau kita bersedih atas kehilangan sesuatu yang kita cintai. Asalkan sedihnya jangan berkelanjutan bahkan sampai membuat kita berputus asa. Naudzubillahi min dzalik.. Semoga Allah melindungiku dari rasa putus asa.
"...Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d : 28).
Sabtu, 01 Maret 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar