Minggu, 02 Maret 2014

JKN..


Udah pada tau lah ya.. apa itu JKN..  Setelah searching di google secara random akhirnya aku pun menarik kesimpulan kalau itu tuh kayak semacam bentuk pelayanan dari pemerintah yang memungkinkan seluruh rakyatnya (tentunya yang udah daftar jadi anggota JKN) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dan layanan kali ini pun bisa dinikmati oleh semua golongan, mau miskin, kaya, PNS, non-PNS, siapapun bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis 100%, yang bisa didapatkan dirumah sakit-rumah sakit pemerintah maupun swasta yang telah bekerja sama dengan BPJS. Tidak hanya itu iuran yang diberlakukan pada setiap anggota JKN pun tidaklah sama, tergantung pada kemampuan masing-masing anggota, bahkan jika benar-benar tidak mampu pun tidak perlu membayar iuran. Hmmm... membacanya benar-benar membuat hati menjadi sumringah.

Tapi, tunggu dulu.. Setelah searching lebih lanjut dan masuklah pada situs-situs berita online dan kaskus (hehe...), kok justru yang banyak didapat malah keluhan keluhan ya? Tentang prosedur pelayanannya yang super ribet, pelayanan yang kurang baik, yang dinilai berbeda dan diskriminasi dibandingkan dengan pelayanan medis non-JKN dan segudang keluh kesah lainnya. Waduuhh.. sangat khas Indonesia.. Dimana sebuah kebijakan yang di muka terlihat begitu indah dan manis ternyata dibuntuti dengan serangkaian keluh kesah dan makian. hehe..

Aku pun sempat menjadi salah seorang yang sempat mencak-mencak sendiri dengan adanya kondisi seperti diatas. Apalagi disaat aku diberi kesempatan untuk merasakan sendiri perbedaan atmosfer menjadi peserta JKN dan tidak.

Singkat cerita, hal tersebut aku alami pada saat itu aku sedang mengurus segala kepentinganku untuk operasi. Awalnya, karena ibuku PNS dan memiliki fasilitas askes (yang sekarang dialihkan ke JKN) makapada mulanya kami sekeluarga memutuskan untuk menggunakan fasilitas tersebut. dengan modal sedikit kesabaran kami pun mulai menjalani serangkaian prosedur untuk mendapatkan fasilitas tersebut, mulai dari mengurus surat rekomendasi dari puskesmas, dan lain sebagainya. Aku ga mau cerita panjang lebar mengenai hal ini, namun sebuah kesimpulan yang sangat bisa ditarik adalah memang prosedurnya itu super ribet. Selain itu, yang bikin ga tahan lagi adalah antriannya yang super panjang yang membuat orangtuaku yang ga punya banyak waktu karena kedua-duanya bekerja pun akhirnya mengurungkan niat untuk memakai fasilitas tersebut.

Dan mau ga mau aku pun menjadi maklum. Melihat jumlah peserta JKN yang begitu banyak di rumah sakit, ditengah fasilitas yang tentunya terbatas, pantas saja pelayanan menjadi terasa tidak nyaman. bayangkan saja, untuk mengantri saja bisa memakan waktu seharian, berjejalan di sebuah ruangan yang penuh manusia, bahkan bisa sampai tidak mendapat kursi untuk sekedar duduk menunggu. Berada di suasana seperti itu saja sudah sukses menghancurkan moodku. Dan aku pun membayangkan bagaimana rasanya menjadi suster-suster disana yang harus menghadapi kondisi seperti ini setiap hari. Mungkin kita harus bisa lebih memahami jika terkadang mereka tidak seramah suster-suster di kelas-kelas yang berbayar.

Selain itu, coba bayangkan jika peserta JKN tidak diwajibkan untuk mendapatkan surat rujukan dari puskesmas. Tentu pasien yang datang ke rumah sakit bisa menjadi lebih banyak lagi.. Setidaknya dengan adanya prosedur tersebut, pasien-pasien yang masih bisa ditangani di puskesmas tak perlu pergi ke rumah sakit, sehingga yang pergi ke rumah sakit benar-benar pasien yang membutuhkan penanganan lebih.

Yahh.. Itu semua hanyalah sebagian pendapatku saja. Tentu setiap orang punya pendapat masing-masing. Namun yang ingin aku sampaikan sebenarnya adalah untuk berpikir positif. Karena yang namanya kebijakan pasti ada sisi positif dan negatifnya. Bagaimanapun juga kita ga bisa menampikkan berapa banyak nyawa yang terselamatkan berkat adanya JKN ini kan?? Walaupun memerlukan kesabaran ekstra dan perjuangan lebih untuk mendapatkannya. Tapi inilah perjuangan hidup. Merasa tidak adil?? Ya memang dunia ini tempat segala ketidakadilan. Nanti di akhirat lah kita akan merasakan keadilan yang sebenar-benarnya.

Menjadi orang tak mampu memang bukan pilihan. Siapa yang mau terlahir miskin? Semuanya mungkin akan terasa lebih berat, apalagi di sebuah negeri yang hampir semua pelayanannya diberikan berdasarkan seberapa mampu kita membayar. Dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang luar biasa. Namun toh Allah Maha Adil bukan. Ketika di dunia mereka harus bersabar dan dinomorduakan, maka di akhirat nanti mereka lah yang akan mendapatkan prioritas untuk masuk surga terlebih dahulu.

Aku pernah baca hadist seperti ini:

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Orang-orang fakir akan masuk surga lebih dahulu daripada orang-orang kaya, selama setengah hari akhirat, yaitu 500 tahun.” (HR Turmudzi)

Wooow.. Jika untuk mendapatkan pelayanan kesehatan mereka mungkin harus mengantri seharian, bahkan berminggu-minggu, namun kelak mereka akan menikmati keindahan surga 500 tahun lebih dulu. Yaa.. tentu saja dengan catatan mereka beriman dan taat kepada Allah serta bersabar dan ridha dengan kemiskinannya. Tapi siapa yang tak mau untuk menikmati surga lebih dulu?? ^^


0 komentar:

Posting Komentar

 

Pieces of Life Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
and web hosting