Senin, 17 Februari 2014

Life is Never Flat


pertama kali denger kata-kata ini dari sebuah iklan makanan ringan C*****. hehe.. kata-kata yang sederhana, cocok banget sama produk yang ditawarkan, tapi maknanya dalem broohh!! Emang ga ada kehidupan yang jalannya datar aja. pasti kita semua bakal ngalamin rasanya berada diatas, berada di bawah, susah, seneng, dan lain sebagainya.. semua itu proses hidup yang mau ga mau harus kita lewatin.

Ketika mendengar kata-kata itu, walaupun lagi nyantai nonton tivi dan emang ga pernah terlalu concern ngeliat iklan, ada kalanya kata-kata tersebut terngiang-ngiang di kepala, dan membuat hati sedikit ga tenang. Kalau dipikir-pikir dan di ingat-ingat, dari awal aku mulai bisa inget sampai detik saat itu, aku ga pernah ngalamin sesuatu hal yang WOW dalam hidupku.. Padahal umurku udah hampir menginjak angka 20, tapi hidupku rasanya datar-datar aja, ngalir aja bagaikan air. Kadang-kadang suka terpikir, kira-kira kejadian WOW apa yang menantiku di masa mendatang. hopefully it's not a bad thing...  >.<

And now.. the real life have begun.. Sekarang aku pun mengalaminya.. Lika-liku kehidupan yang pasti dialami setiap orang, namun dengan bentuk yang berbeda-beda. Tapi ya.. inilah hidup, If you're not enjoy it, you'll only get the pain..  Hidup itu singkat bung!

Jadi ceritanya awal-awalnya tuh cuma suka nyeri-nyeri dikit kalo lagi duduk lesehan. Keluhan ini udah agak lama sebenernya. Udah setahunan lebih lah. Tapi karena intensitasnya cuma sedikit dan ga terlalu ganggu aktivitas jadi ga terlalu dihiraukan.. Mulai aku anggap serius pas waktu jaman mau osjur (ospek jurusan) yang aku yakin pasti banyak banget kegiatan lesehan. Ga mau kan tersiksa sepanjang acara cuma gara-gara duduk lesehan. Ditambah lagi pada saat itu aku merasa paha kaki kanan aku lebih gemuk dibandingkan dengan kaki kirinya.Akhirnya nyoba periksa ke dokter. Waktu itu nyoba periksa ke dokter syaraf, karena dugaan sementara mungkin gara-gara syarafnya bermasalah dan mungkin kakiku cuma bengkak. Dokter menyuruh untuk rongent sama cek darah. tapi semua hasilnya bagus. rongentnya bersih. cek darahnya pun normal. ga ada tanda-tanda asam urat atau apa. Dokter suruh MRI untuk memastikan lebih lanjut, tapi berhubung MRI mahal bin jauh banget tempatnya, ditambah jadwal osjur yang kian mendekat, maka MRI pun urung dilakukan. Walaupun masih penasaran dengan apa yang terjadi pada akiku, tapi waktu itu aku tetep coba untung berpikir positif. Nothing's wrong with my leg.

Dan benar aja, rasa nyeri itu sukses bikin beberapa acara selama osjur aku lewati dengan tersiksa sambil menahan sakit. apalagi acara osjur kan tidak selalu bersahabat dan menyenangkan. (You know lahh..). boro-boro mau dengerin wejangan dari kakak-kakak senior, aku terlalu sibuk untuk menahan sakit dan berharap acara tersebut segera berakhir biar bisa cepet-cepet berdiri. (Kenapa ga izin sakit aja ya.. haha.. mungkin akunya yang terlalu cupu untuk sekedar interupsi ditengah forum :P)

Dan.. acara osjur pun selesai seiring dengan memasukinya bulan ramadhan.. (bukan selesai siihh.. tepatnya kepotong saat ramadhan. Tapi toh kenyataannya selesai ramadhan acaranya tinggal pelantikan doang). Alhamdulillah Ramadhan sukses aku lewati dengan lancar. Bahkan pas mudik lebaran pun masih bisa naik turun curug yang terjalnya minta ampun..

Keluhan muncul lagi sekitar bulan September, pas lagi enak-enaknya menikmati massa kuliah setelah lulus TPB dan masuk jurusan. Kali ini keluhannya lebih intens dan sukses bikin aku selalu kebangun tiap malem gara-gara nyeri di kaki yang dateng tiba-tiba. Setelah aku perhatikan pun, sepertinya bengkak dikakiku pun mulai sedikit membesar.

Puncaknya saat lama-lama kakiku juga mulai sakit untuk dibawa berjalan. Pada saat itulah aku putuskan untuk kembali memeriksakan diri ke dokter. Tapi karena sekarang aku posisinya di sebuah kampung kecil bernama Jatinangor, aku pun memeriksakannya ke klinik setempat. Disana, dokter yang memeriksa merasakan ada semacam 'massa' di paha kaki kananku. Dokter pun merekomendasikan aku untuk memeriksakan lebih lanjut ke dokter spesialis bedah. Saat itu aku mulai berkeringat dingin. Bagiku dokter bedah itu identik dengan opersai, dan opersai adalah hal yang sangat tabu bagiku.. Aku tuh tipe orang yang sangat penakut. Paling anti sakit. bahkan disuntik pun aku takut. Liat darah pun takut. Aku ga bisa ngebayangin bagaimana kalo aku dioperasi.. Sambil terus menenangkan diri dan berharap dugaan dokter ga bener, aku pun memutuskan untuk melanjutkan pemeriksaan di Jakarta. Biar bisa ditemenin ibu. Bagaimana pun, kalo ditemenin seorang ibu, pasti bakal lebih kuat kan??

to be continued..




0 komentar:

Posting Komentar

 

Pieces of Life Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
and web hosting