Maka pada jumat siang, 1 minggu sehabis dari klinik dan dibekali surat rekomendasi untuk ke dokter bedah, aku pun langsung pulang ke Jakarta (setelah akhirnya memutuskan untuk bolos 1 mata kuliah hehe..) Sorenya, begitu nyampe rumah aku langsung memeriksakan kakiku pada dokter spesialis bedah di rumah sakit dekat rumah di Jakarta Timur. Di sana aku ditemani ibu dan adik-adikku yang kebetulan mau check up juga (seminggu sebelumnya kedua adikku baru saja dirawat, yang satu sakit DBD, yang satunya lgi typus). Jadi hari itu ibu aku membawa 3 orang anaknya periksa dokter sekaligus.
Langsung ke inti cerita, pokok dokter bedah disana pun merasakan keberadaan 'massa' di paha kaki kananku. Di sini dokter tersebut berulang kali menggunakan istilah 'tumor' untuk menyebut 'massa' tersebut yang membuat aku kembali cemas dan keringat dingin (dan kedepannya aku pun menjadi tahu bahwa semua benjolan 'massa' di dunia medis itu disebut tumor). Dokter kembali menyarankanku untuk di MRI, namun karena di rumah sakit ini tidak ada fasilitas MRI (karena memang MRI hanya ada di rumah sakit tertentu saja), maka untuk sementara hari ini hanya di rongent saja. Benar saja, saat itu, bahkan hanya dengan hasil rongent, sudah mulai terlihat wujud dari tumor tersebut. Namun, dokter melihat bahwa tumor tersebut seperti diselubungi oleh semacam kapsul dan berharap bahwa ini hanya tumor jinak saja.
HUWAAAAA~
Pengin banget nangis sambil teriak-teriak ditempat. Tapi sekuat tenaga aku tahan sambil bersikap sok tenang. Mau tumor jinak kek, tumor ganas kek, intinya kan harus operasi!! Iya kan Dok?!! Huweee.. Ga mau operasi.. T_T
Akhirnya keesokan harinya langsung deh MRI di RS. Abdi Waluyo di daerah Menteng Jakarta Pusat. Jauhhh pisaaaann.. tapi emang cuma sedikit rumah sakit yang ada fasilitas MRI nya, dan biasanya pun rumah sakit besar. di RS. Abdi Waluyo ini katanya MRI nya bagus dan katanya efek radiasinya lebih sedikit. makanya ayah aku milih untuk MRI disini dan tetep dibela-belain walaupun jauh. MRI itu ternyata lama banget. ada kali sekitar 1 jam aku tiduran di dalem sebuah alat MRI nya. udah gitu berisik banget lagi. walaupun udah dikasih headset + musik biar ga terlalu berisik, tetep aja kedengeran. Dan yang bikin nyiksa lagi adalah kakiku yang terasa nyeri banget. kayaknya tumor ini udah neken syaraf jadi kalo tiduran terlentang dengan posisi kaki lurus (ga ditekuk ke atas) kakinya jadi nyeri luar biasa. Udah pengen nangis gara-gara nahan sakit dan nahan pipis (haduuuh ada-ada aja deh pokoknya) n bolak-balik mencet tombol buat manggil suster. tapi mau gimana lagi, si suster hanya bisa bilang "Sabar ya mba. masih belum boleh gerak. nanti kalo gerak MRI nya ulang dari awal lagi". Akhirnya aku cuma bisa pasrah dan bersabar. Ogah banget dong kalo harus di ulang. Apalagi kalo diulang berarti juga harus mengulang adegan disuntik untuk masukin obat kontras. NO WAAY~
Proses MRI nya lama, nunggu hasilnya juga lama. Sebenernya udah penasaran banget sama hasil MRI nya, tapi mau bagaimana lagi. Hasil MRI nya belum jadi juga dan weekend pun telah berakhir, jadi aku harus menelan rasa penasaran dengan lapang dada dan kembali ke Nangor. Hiks!
Dan hasil MRI pun keluar, tapi masih belum bisa liat gara-gara aku masih di Nangor. hasil MRI bilangnya itu schwannoma, kayak semacam tumor syaraf gitu. Ibu lah yang akhirnya mengonsultasikan hasil MRI tersebut ke dokter spesialis bedah yang kemarin dan sang dokter pun merekomendasikan untuk pergi ke dokter spesialis bedah syaraf. Ibu juga mencari second opinion ke beberapa temen dokter ibu waktu ngambil S2 Herbal Medik di UI. Nah.. dari temen ibu inilah akhirnya aku dikenalkan dengan dr. Yogi di RSCM. Beliau ini ahli orthopedi onkologi. karena posisi tumor aku di kaki, jadi temen ibu aku menyarankan untuk lebih fokus ke ototnya, makanya rekomendasi ke bagian orthopedi. Dan dr. Yogi curiga bahwa ini bukan schwannoma biasa, tetapi sarcoma karena melihat ukurannya yang sudah cukup besar, sehingga beliau pun menyarankan aku untuk segera di biopsi.
to be continued.. (again :P)
Rabu, 19 Februari 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar