Rabu, 26 Februari 2014

Today's Morning Reflection


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..." (QS. Al Baqarah : 286)

Selama ini, aku selalu menganggap bahwa 'beban' yang dimaksud pada surat diatas adalah berupa penderitaan, kesedihan, dan segala macam kesulitan hidup. Padahal tidak! 'beban' yang dimaksud ayat diatas adalah cobaan. Sedangkan cobaan sendiri terdiri dari 2 macam bukan? yaitu cobaan berupa kesenangan dan kesedihan. Dan Allah Maha Mengetahui, mana diantara 2 cobaan tersebut yang sanggup untuk diemban masing-masing hamba-Nya.

Ketika melihat seorang saudara yang terlihat begitu sukses. Cermelang di akademik, aktif di organisasi, namun tetap taat dan rajin dalam ibadah. Itulah cobaan yang diberikan Allah kepadanya. Dimana ia harus berusaha mati-matian di sela-sela waktunya yang sempit untuk tetap beribadah kepada Allah, karena itulah tugas utama manusia di dunia. Ia juga harus senantiasa menjaga hatinya agar senantiasa bersyukur dan jangan sampai ada setitik pun rasa sombong di hatinya yang nantinya malah akan membawanya pada malapetaka. Dan semua hal itu bukanlah hal yang mudah.. Ketika ia mampu mengatasi itu semua, maka berarti ia telah sukses menghadapi cobaannya tersebut.

Begitu pun ketika melihat saudara yang ditimpa kesulitan, baik di bidang ekonomi, kesehatan, akademik, dan lain sebagainya. Itu juga merupakan cobaan yang dipilihkan Allah untuknya. Jika ia bisa bersabar menghadapinya, tetap optimis dan yakin kepada Allah, dan menjadikan kesulitan yang dihadapinya sebagai cambuk untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, maka ia pun telah sukses menghadapi cobaan tersebut.

Dan sekali lagi.. aku merasakan kasih sayang Allah yang begitu luas tak terbatas. Dulu, semua hal yang aku jalani terasa begitu mudah dan mulus. Hampir-hampir setiap apa yang aku inginkan dan doakan terkabul. Dan itulah cobaan yang Allah pilihkan untukku. Hanya saja seiring dengan banyaknya doa-doa yang terkabul, maka semakin sibuklah diriku untuk terus mengejar mimpi-mimpiku, dan semakin sempitlah waktu yang kumiliki. Bahkan sampailah pada sebuah titik dimana semangat ibadahku mulai turun, bahkan nyaris hanya mengerjakan ibadah-ibadah wajib saja.

Dan Allah kembali mengabulkan doaku. ketika setiap sholat aku berdoa agar senantiasa menjagaku, dan membimbingku agar tak tersesat di hiruk-pikuknya dunia. Inilah jawaban yang Allah berikan padaku. Sebuah kondisi dimana aku merasa seolah-olah di'rem' dari segala kesibukan duniawiku. Sehingga aku memiliki waktu yang amat luas untuk kembali merenungi apa yang telah kuperbuat selama ini. Dan itu membuatku malu, sekaligus bersyukur. Karena justru pada kondisi seperti inilah yang jauh lebih mudah bagiku untuk terus mengingat-Nya..

"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?" (QS. Ar Rahman : 13)

Saat ini telah Allah berikan waktu yang begitu luas dan kemudahan yang begitu besar. Dan kembali lagi pada diriku sendiri, apa yang akan aku lakukan dengan waktu-waktu luangku? Ahhh.. jangan sampai kembali kusia-siakan karunia yang telah Allah berikan padaku ini.. Keep Hamasah..!! Fighting..!!

Dan akhirnya pun teringat pada sabda Rasulullah SAW:

"Sangat mengagumkan keadaan orang mu'min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi orang mu'min. Jika mendapat nikmat ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar." (H.R. Muslim)

Hopefully I can be a real mu'min..
Rasulullah SAW bersabda :

“Sangat mengagumkan keadaan orang mu’min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi seorang mu’min. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar.” (H.R. Muslim) - See more at: http://duniainfodantips.blogspot.com/2012/05/dua-macam-cobaan-dan-ujian.html#sthash.7P2hQbD1.dpuf
Rasulullah SAW bersabda :

“Sangat mengagumkan keadaan orang mu’min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi seorang mu’min. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar.” (H.R. Muslim) - See more at: http://duniainfodantips.blogspot.com/2012/05/dua-macam-cobaan-dan-ujian.html#sthash.7P2hQbD1.dpuf
Rasulullah SAW bersabda :

“Sangat mengagumkan keadaan orang mu’min, sebab segala keadaannya sangat baik, dan tidak mungkin terjadi hal demikian, kecuali bagi seorang mu’min. Jika mendapat nikmat, ia bersyukur, dan jika mendapat kesusahan ia sabar.” (H.R. Muslim) - See more at: http://duniainfodantips.blogspot.com/2012/05/dua-macam-cobaan-dan-ujian.html#sthash.7P2hQbD1.dpuf
Continue reading...

Minggu, 23 Februari 2014

Life is Never Flat part 3


Hihihi... udah kayak donlot film aja niih sampe part 3. abis panjang banget siiih ceritanya.. Yaudah lanjut aja yaa :)

Karena posisi aku yang jauh dari Ibukota (rumah maksudnya) hehe.. maka  orang tuaku lah yang akhirnya mondar-mandir ke beberapa rumah sakit untuk mengonsultasikan penyakitku ini, termasuk akhirnya bertemu dan berkonsultasi dengan dokter Yogi. Singkat cerita, dokter Yogi menyarankan agar aku di biopsi dulu, untuk memastikan apakah tumor ini merupakan tumor jinak atau tumor ganas / kanker. Biopsi itu akan dilakukan di RS. Sahid Sahirman, karena kalau di RSCM pasti antrinya lama, dan ayah aku ingin biopsi itu secepatnya dilakukan.

Jadilah kamis malam itu juga aku di jemput oleh ayahku dan seorang supir untuk pulang. Keesokan harinya, aku dan ibuku ikut ke kantor ayahku untuk cek darah di laboratorium Prodia yang lokasinya ga jauh dari kantor ayahku. Glek! sebenernya takut sih mau disuntik. Tapi jaim laahh.. masa udah gede masih nangis mau di suntik. Hasil darah itu nanti yang akan menentukan aku bisa atau ga untuk menjalani biopsi karena katanya nanti pas di biopsi bakal di bius total. Haduuuhh... akhirnya.. ketemu juga sama hal-hal yang berhubungan dengan operasi-operasian.. bius-biusan.. T_T

Lalu malamnya kami langsung menuju RS. Sahid Sahirman karena biopsinya akan dilaksanakan besok siang. Sepanjang perjalanan mataku takjub melihat lampu-lampu dan gedung-gedung tinggi yang berjejer di kanan dan kiri jalan. Bagiku jalan di jalanan-jalanan di pusat Ibukota merupakan sebuah wisata tersendiri. Apalagi di malam hari. Indah banget yaa.. Ga kalah sama permandangan di daerah wisata lain seperti puncak atau pantai. Apalagi kalau tidak macet seperti malem ini.

Sedang asyik-asyiknya melihat pemandangan dari balik jendela mobil, tiba-tiba mobil kami berbelok dan sampailah kami di kompleks Sahid Sahirman yang ternyata isinya bukan hanya rumah sakit saja, tetapi juga ada apartemen, dan beberapa gedung lain yang aku ga begitu tau itu gedung apa. hehe.. Dan... WOW.. lagi-lagi aku pun terkagum-kagum dengan bentuk rumah sakitnya yang ga seperti rumah sakit pada umumnya, tapi kalo aku bilang lebih mirip hotel (berasa udik banget dehh..). Dengan sedikit canggung aku duduk di soffa di lobby sambil menunggu suster yang sedang mengurus kamar yang aku tempati. Tak lama kemudian sang suster kembali dan mengantarkan kami ke lift yang menuju ke kamar tempat aku akan dirawat di lantaiiii... hmm... oke aku lupa. Pokoknya cukup tinggi sehingga dengan cukup beruntung aku bisa mendapatkan view indah.

Rasanya malam itu aku ga bisa tidur, Antara sayang untuk melewati keindahan city at night, juga karena gugup karena besok adalah pengalaman pertamaku memasuki kamar operasi. Malam itu juga kami dikunjungi dokter anestesi yang menjelaskan prosedur anestesi besok. Sebenarnya dalam biopsi ini bisa saja digunakan bius lokal, tetapi karena lokasinya yang cukup dalam dan dekat dengan tulang, maka dikhawatirkan akan meninbulkan nyeri yang tidak tercover dengan bius lokal. dalam hati aku bersyukur, karena walau pun bius total resikonya lebih tinggi, tapi aku ga bisa ngebayangin seberapa tegangnya aku berada di ruang operasi selama hampir 2 jam dalam keadaan sadar! Huaahh.. Mendingan ga sadar aja dehh..

Keesokan harinya, perutku mulai mulas karena tegang. Tinggal beberapa jam menuju saat eksekusi! Lagi mati-matian menahan rasa tegang, ayahku malah meledekku dengan beberapa kali bilang pada suster-suster yang datang, "Sus, ini anaknya takut niih.. tegang.." I know he just wants to comfort me, but it makes me embarrassed. Apalagi pas ngomongnya waktu ada dokter Yogi dan ini merupakan pertemuan pertamaku dengan dokter Yogi. dokter Yogi cuma bilang, "ga papa kok, ga akan berasa apa-apa." Dan ledekkan itu pun akhirnya sukses membuat aku menitikkan air mata. Semoga aja ga ada yang nyadar..

Bagaimana pun aku kan tau kalo biopsi itu ga seheboh operasi-opersai lainnya. Cuma diambil jaringannya sedikit untuk kemudian diperiksakan di lab. Luka yang dihasilkan pun ga lebih dari ditusuk pake paku (oke ini serem). Makanya berasa cemen banget ga sih kalo ketahuan takut bin tegang cuma gara-gara biopsi.. Tapi kan tetep aja, kalo udah takut mau gimana lagi. Jangankan biopsi, disuntik aja aku takut!

Dan saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Setelah sebelumnya tanganku di infus, kemudian sekitar pukul 14.00 WIB suster pun datang dan mendorong tempat tidurku menuju ruang operasi. Saat itu aku udah sedikit tenang, walau ujung-ujung jari masih keringat dingin. Dalam hati aku terus berdzikir, semoga semuanya berjalan dengan lancar. Sempat teringat beberapa cerita ibu mengenai keadaannya saat operasi caesar. Walaupun cuma bius lokal,tapi masa pemulihannya sungguh berat dan menyiksa. menggiggil kedinginan, mual-mual, bahkan suara orang yang sedang berbicara pun terdengar sangat menyiksa. Cepat-cepat kuhapus ingatan itu dari pikiranku. Bagaimanapun reaksi itu kan berbeda-beda pada tiap orang, tergantung dengan kondisi kesehatan tiap orang. Lagipula hasil cek darahku kemarin bagus kok.. semuanya berada pada range normal. Pasti keadaanku nanti ga bakal sampe segitunya. Amiin..

Kedua orangtuaku hanya boleh menemaniku sampai di depan ruang operasi. Setelah mengganti baju dengan baju operasi, akupun mulai masuk ke ruang operasi. Suasana ruang operasi yang sangat dingin membuatku semakin mulas dan tegang. Pertama-tama aku harus pindah dari tenpat tidur yang tadi digunakan untuk mendorongku ke ruang operasi kesebuah tempat tidur lain yang nantinya akan menjadi tempat operasiku. Lalu, tim dokter pun mulai berdatangan. Obat bius pun mulai disuntikkan melalui selang infusku.

Hal yang terakhir aku ingat adalah ketika doker Yogi sedang mengajakku mengobrol di ruang operasi. Tiba-tiba aja aku sudah dibangunkan. Sayup-sayup kulihat jam di dinding, pukul 5 sore. Berarti udah 3 jam yaa aku tertidur. Lalu aku pun bersiap-siap hati untuk merasakan efek-efek pasca pembiusan.. 1 menit...2 menit... 3 meniiit.. Alhamdulillah... aku ga merasakan apapun.. rasanya cuma kayak habis bangun tidur. Hanya saja kakiku rasanya kaku banget, jadi agak susah buat jalan. Jadinya aku shalat ashar diatas tempat tidur dehh..

Kemudian akupun memutuskan untuk izin kuliah selama seminggu.. kakiku benar-benar kaku dan sulit untuk digerakkan. Apalagi untuk naik tangga. Setelah aku masuk pun aku memutuskan untuk pindah ke kamar asrama yang ada di lantai 2 (sebelumnya aku di lantai 3) agar tidak terlalu banyak bergerak. Pakde ku pun sampai rela cuti dari pekerjaannya dan ngekos di Nangor agar bisa bolak-balik mengantarku dari asrama menuju gedung kuliah. Aku emang ga boleh banyak bergerak, karena khawatir akan memicu tumorku bertambah besar.

Dan, setelah beberapa minggu hasil biopsiku pun keluar. Ternyata benar dugaan dokter Yogi sebelumnya. Aku bukan terkena Schwannoma melainkan Rhabdomyosarcoma alias kanker jaringan lunak. Tapi alhamdulillah kenanya di kaki jadi memungkinkan untuk dioperasi. Sekarang pun aku sedang menjalani radioterapi untuk memastikan tidak ada lagi sisa-sisa sel kanker yang tertinggal setelah operasi.. and this is the reason why I have to leave this semester. Aku ga punya pilihan karena jadwal radioterapi itu tiap hari dari senin sampe jumat. Bismillah.. semoga semua berjalan dengan lancar.. :)







Continue reading...

Rabu, 19 Februari 2014

Life is Never Flat part 2


Maka pada jumat siang, 1 minggu sehabis dari klinik dan dibekali surat rekomendasi untuk ke dokter bedah, aku pun langsung pulang ke Jakarta (setelah akhirnya memutuskan untuk bolos 1 mata kuliah hehe..)  Sorenya, begitu nyampe rumah aku langsung memeriksakan kakiku pada dokter spesialis bedah di rumah sakit dekat rumah di Jakarta Timur. Di sana aku ditemani ibu dan adik-adikku yang kebetulan mau check up juga (seminggu sebelumnya kedua adikku baru saja dirawat, yang satu sakit DBD, yang satunya lgi typus). Jadi hari itu ibu aku membawa 3 orang anaknya periksa dokter sekaligus.

Langsung ke inti cerita, pokok dokter bedah disana pun merasakan keberadaan 'massa' di paha kaki kananku. Di sini dokter tersebut berulang kali menggunakan istilah 'tumor' untuk menyebut 'massa' tersebut yang membuat aku kembali cemas dan keringat dingin (dan kedepannya aku pun menjadi tahu bahwa semua benjolan 'massa' di dunia medis itu disebut tumor). Dokter kembali menyarankanku untuk di MRI, namun karena di rumah sakit ini tidak ada fasilitas MRI (karena memang MRI hanya ada di rumah sakit tertentu saja), maka untuk sementara hari ini hanya di rongent saja. Benar saja, saat itu, bahkan hanya dengan hasil rongent, sudah mulai terlihat wujud dari tumor tersebut. Namun, dokter melihat bahwa tumor tersebut seperti diselubungi oleh semacam kapsul dan berharap bahwa ini hanya tumor jinak saja.

HUWAAAAA~

Pengin banget nangis sambil teriak-teriak ditempat. Tapi sekuat tenaga aku tahan sambil bersikap sok tenang. Mau tumor jinak kek, tumor ganas kek, intinya kan harus operasi!! Iya kan Dok?!! Huweee.. Ga mau operasi..  T_T

Akhirnya keesokan harinya langsung deh MRI di RS. Abdi Waluyo di daerah Menteng Jakarta Pusat. Jauhhh pisaaaann.. tapi emang cuma sedikit rumah sakit yang ada fasilitas MRI nya, dan biasanya pun rumah sakit besar. di RS. Abdi Waluyo ini katanya MRI nya bagus dan katanya efek radiasinya lebih sedikit. makanya ayah aku milih untuk MRI disini dan tetep dibela-belain walaupun jauh. MRI itu ternyata lama banget. ada kali sekitar 1 jam aku tiduran di dalem sebuah alat MRI nya. udah gitu berisik banget lagi. walaupun udah dikasih headset + musik biar ga terlalu berisik, tetep aja kedengeran. Dan yang bikin nyiksa lagi adalah kakiku yang terasa nyeri banget. kayaknya tumor ini udah neken syaraf jadi kalo tiduran terlentang dengan posisi kaki lurus (ga ditekuk ke atas) kakinya jadi nyeri luar biasa. Udah pengen nangis gara-gara nahan sakit dan nahan pipis (haduuuh ada-ada aja deh pokoknya) n bolak-balik mencet tombol buat manggil suster. tapi mau gimana lagi, si suster hanya bisa bilang "Sabar ya mba. masih belum boleh gerak. nanti kalo gerak MRI nya ulang dari awal lagi". Akhirnya aku cuma bisa pasrah dan bersabar. Ogah banget dong kalo harus di ulang. Apalagi kalo diulang berarti juga harus mengulang adegan disuntik untuk masukin obat kontras. NO WAAY~

Proses MRI nya lama, nunggu hasilnya juga lama. Sebenernya udah penasaran banget sama hasil MRI nya, tapi mau bagaimana lagi. Hasil MRI nya belum jadi juga dan weekend pun telah berakhir, jadi aku harus menelan rasa penasaran dengan lapang dada dan  kembali ke Nangor. Hiks!

Dan hasil MRI pun keluar, tapi masih belum bisa liat gara-gara aku masih di Nangor. hasil MRI bilangnya itu schwannoma, kayak semacam tumor syaraf gitu. Ibu lah yang akhirnya mengonsultasikan hasil MRI tersebut ke dokter spesialis bedah yang kemarin dan sang dokter pun merekomendasikan untuk pergi ke dokter spesialis bedah syaraf. Ibu juga mencari second opinion ke beberapa  temen dokter ibu waktu ngambil S2 Herbal Medik di UI. Nah.. dari temen ibu inilah akhirnya aku dikenalkan dengan dr. Yogi di RSCM. Beliau ini ahli orthopedi onkologi. karena posisi tumor aku di kaki, jadi temen ibu aku menyarankan untuk lebih fokus ke ototnya, makanya rekomendasi ke bagian orthopedi. Dan dr. Yogi curiga bahwa ini bukan schwannoma biasa, tetapi sarcoma karena melihat ukurannya yang sudah cukup besar, sehingga beliau pun menyarankan aku untuk segera di biopsi.

to be continued.. (again :P)
Continue reading...

Senin, 17 Februari 2014

Life is Never Flat


pertama kali denger kata-kata ini dari sebuah iklan makanan ringan C*****. hehe.. kata-kata yang sederhana, cocok banget sama produk yang ditawarkan, tapi maknanya dalem broohh!! Emang ga ada kehidupan yang jalannya datar aja. pasti kita semua bakal ngalamin rasanya berada diatas, berada di bawah, susah, seneng, dan lain sebagainya.. semua itu proses hidup yang mau ga mau harus kita lewatin.

Ketika mendengar kata-kata itu, walaupun lagi nyantai nonton tivi dan emang ga pernah terlalu concern ngeliat iklan, ada kalanya kata-kata tersebut terngiang-ngiang di kepala, dan membuat hati sedikit ga tenang. Kalau dipikir-pikir dan di ingat-ingat, dari awal aku mulai bisa inget sampai detik saat itu, aku ga pernah ngalamin sesuatu hal yang WOW dalam hidupku.. Padahal umurku udah hampir menginjak angka 20, tapi hidupku rasanya datar-datar aja, ngalir aja bagaikan air. Kadang-kadang suka terpikir, kira-kira kejadian WOW apa yang menantiku di masa mendatang. hopefully it's not a bad thing...  >.<

And now.. the real life have begun.. Sekarang aku pun mengalaminya.. Lika-liku kehidupan yang pasti dialami setiap orang, namun dengan bentuk yang berbeda-beda. Tapi ya.. inilah hidup, If you're not enjoy it, you'll only get the pain..  Hidup itu singkat bung!

Jadi ceritanya awal-awalnya tuh cuma suka nyeri-nyeri dikit kalo lagi duduk lesehan. Keluhan ini udah agak lama sebenernya. Udah setahunan lebih lah. Tapi karena intensitasnya cuma sedikit dan ga terlalu ganggu aktivitas jadi ga terlalu dihiraukan.. Mulai aku anggap serius pas waktu jaman mau osjur (ospek jurusan) yang aku yakin pasti banyak banget kegiatan lesehan. Ga mau kan tersiksa sepanjang acara cuma gara-gara duduk lesehan. Ditambah lagi pada saat itu aku merasa paha kaki kanan aku lebih gemuk dibandingkan dengan kaki kirinya.Akhirnya nyoba periksa ke dokter. Waktu itu nyoba periksa ke dokter syaraf, karena dugaan sementara mungkin gara-gara syarafnya bermasalah dan mungkin kakiku cuma bengkak. Dokter menyuruh untuk rongent sama cek darah. tapi semua hasilnya bagus. rongentnya bersih. cek darahnya pun normal. ga ada tanda-tanda asam urat atau apa. Dokter suruh MRI untuk memastikan lebih lanjut, tapi berhubung MRI mahal bin jauh banget tempatnya, ditambah jadwal osjur yang kian mendekat, maka MRI pun urung dilakukan. Walaupun masih penasaran dengan apa yang terjadi pada akiku, tapi waktu itu aku tetep coba untung berpikir positif. Nothing's wrong with my leg.

Dan benar aja, rasa nyeri itu sukses bikin beberapa acara selama osjur aku lewati dengan tersiksa sambil menahan sakit. apalagi acara osjur kan tidak selalu bersahabat dan menyenangkan. (You know lahh..). boro-boro mau dengerin wejangan dari kakak-kakak senior, aku terlalu sibuk untuk menahan sakit dan berharap acara tersebut segera berakhir biar bisa cepet-cepet berdiri. (Kenapa ga izin sakit aja ya.. haha.. mungkin akunya yang terlalu cupu untuk sekedar interupsi ditengah forum :P)

Dan.. acara osjur pun selesai seiring dengan memasukinya bulan ramadhan.. (bukan selesai siihh.. tepatnya kepotong saat ramadhan. Tapi toh kenyataannya selesai ramadhan acaranya tinggal pelantikan doang). Alhamdulillah Ramadhan sukses aku lewati dengan lancar. Bahkan pas mudik lebaran pun masih bisa naik turun curug yang terjalnya minta ampun..

Keluhan muncul lagi sekitar bulan September, pas lagi enak-enaknya menikmati massa kuliah setelah lulus TPB dan masuk jurusan. Kali ini keluhannya lebih intens dan sukses bikin aku selalu kebangun tiap malem gara-gara nyeri di kaki yang dateng tiba-tiba. Setelah aku perhatikan pun, sepertinya bengkak dikakiku pun mulai sedikit membesar.

Puncaknya saat lama-lama kakiku juga mulai sakit untuk dibawa berjalan. Pada saat itulah aku putuskan untuk kembali memeriksakan diri ke dokter. Tapi karena sekarang aku posisinya di sebuah kampung kecil bernama Jatinangor, aku pun memeriksakannya ke klinik setempat. Disana, dokter yang memeriksa merasakan ada semacam 'massa' di paha kaki kananku. Dokter pun merekomendasikan aku untuk memeriksakan lebih lanjut ke dokter spesialis bedah. Saat itu aku mulai berkeringat dingin. Bagiku dokter bedah itu identik dengan opersai, dan opersai adalah hal yang sangat tabu bagiku.. Aku tuh tipe orang yang sangat penakut. Paling anti sakit. bahkan disuntik pun aku takut. Liat darah pun takut. Aku ga bisa ngebayangin bagaimana kalo aku dioperasi.. Sambil terus menenangkan diri dan berharap dugaan dokter ga bener, aku pun memutuskan untuk melanjutkan pemeriksaan di Jakarta. Biar bisa ditemenin ibu. Bagaimana pun, kalo ditemenin seorang ibu, pasti bakal lebih kuat kan??

to be continued..




Continue reading...

Jumat, 14 Februari 2014

My First Entries... :)


Kyaaa ~ Akhirnya punya blog.. hehe.. sebenernya bingung kenapa tiba-tiba bikin blog. Pun ga tau mau diapain ini blog kedepannya.. gapapa lah.. siapa tau bisa mengisi waktu-waktu luang selama aku cuti semester ini.

Hah?? Cutii?? Nooo~

Bahkan sampe sekarang aku masih agak sedih (bukan agak, emang sedih) setiap keingetan kalau akhirnya semester ini harus aku relakan begitu aja. Masih percaya ga percaya dan berharap tiba-tiba ada miracle yang bisa ngebuat aku ga jadi cuti. hehe.. Kenapa harus cuti?? yaa.. itu dibahas di lain waktu aja ya.. Sekarang aku cuma pengen numpahin unek-unek dan segala perasaan yang ngeganjel banget di dada sampe bikin nyesek ini. Karena hari ini, Jum'at, 14 februari 2014, adalah hari pertama (ga deng sebenernya udah dari kemarin sore) aku mengambil keputusan yang sangat besar, yaitu untuk mengambil cuti..

Dengan mengambil cuti, mau ga mau banyak banget hal yang harus aku relakan. Pertama, aku harus kehilangan jatah 1 semester dari 12 semester yang aku punya.. Aku ga tau ini bener atau ga. Kalau di beberapa universitas lain, kalau kita ambil cuti, tidak akan mengurangi jatah sisa semester kita. Tapi denger-denger di kampusku, walaupun statusnya cuti, tetap saja jatahku 12 semester. Jadi kalau seharusnya aku punya cadangan 4 semester (umumnya kuliah selesai 4 tahun dari 6 tahun), sekarang aku hanya punya cadangan 3 semester gara-gara 1 semester ini sudah kugunakan untuk cuti!!

Kerugian kedua adalah... Gara-gara cuti aku jadi males.. Jadwal harian jadi berantakan. Terlalu banyak waktu yang terbuang sia-sia gara-gara ngelakuin hal yang ga jelas. dan yang paling aku takutkan adalah.. gimana nanti kalau saatnya aku masuk terus aku udah kehilangan jiwa mahasiswaku gara-gara kelamaan ngendep di rumaah.. hehe,,

HUUWWAAAA~

Tapi serius!! ini sebenernya bahaya utama yang mengintai orang-orang yang cuti kuliah. Yahh.. walaupun emang itu semua kembali pada diri aku sendiri. Itu semua bisa diatasi dengan cara tetep mengikuti jalannya kuliah walau dirumah. Ini jaman teknologi dan informasi. Seharusnya aku masih bisa baca slide-slide kuliah yang diupload temen, baca-baca e-book, baca-baca jurnal ilmiah... yahh.. pokoknya tetep mengasah otak biar ga kaku n mati. Tapi.. tau lah ya~ bagaimana beratnya belajar mandiri tanpa ada paksaan. Belajar bakal lebih asik dan efektif kalo kita punya deadline (the power of kepepet.. hehe :P). Intinya aku ga bisa banget belajar mandiriiii... T_T.

Hup...Huupp!! pokoknya mulai detik ini aku harus bisa mengisi waktuku dengan hal yang lebih berguna.. Masih banyak kok ca, manfaat yang bisa kamu ambil dari waktu-waktu yang amat senggang ini..  Ganbatte Kudasai~  \(>.<)/

Tapi sebenernya..... disamping semua itu, ada hal lain yang bikin aku jaauuuhh... lebih sedih. Karena dengan cuti ini aku harus ketinggalan satu semester  dari teman-teman satu angkatan yang lain. dan hal itu berarti aku harus mengikuti semester yang aku tinggalin ini bareng dengan angkatan bawah yang tidak aku kenaal.. Padahal semester ini lagi banyak praktikum lapangan yang pasti asik banget dilakuin bareng temen-temen. Padahal semester ini cukup berat yang kalau dilewati bersama temen-temen pasti akan lebih ringan. Ngebayangin harus ngelewatin semuanya sendiri aja udah bikin aku kesepian banget. Apalagi aku bukan tergolong orang yang mudah berbaur dengan lingkungan baru.. huuweee..

Tapi aku pasti bisa ngelewatin semuanya kok.. karena ada Allah yang selalu bersamaku.. rintangan apapun pasti bisa aku lewatin. Karena Allah kan ga akan memberikan cobaan yang melebihi kemampuan hamba-Nya. Buktinya sampe saat ini aku bisa ngelewatin semua hal yang mungkin dulu kalo dipikirin ga bakal bisa aku jalanin. Sooo.. Just believe in Him!

Intinya aku pasti bakal kangen banget sama temen-temen di Jatinangor sana, khususnya temen-temen REKAYASA PERTANIAN ITB 2012.. terharu banget sama support kalian. Bantuan-bantuan yang kalian tawarkan ketika waktu itu wacananya aku akan segera masuk kuliah walaupun dengan kondisi aku yang ga bisa jalan. Semoga Allah membalas semua niat-niat baik kaliiaaann.. See you all next semester.. :')





Continue reading...
 

Pieces of Life Copyright © 2009 Designed by Ipietoon Blogger Template In collaboration with fifa
and web hosting